Bank Indonesia Dekatkan Peternak ke LPDB KUKM

Bisnis.com,11 Nov 2015, 05:36 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Kantor Bank Indonesia/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, PURWOKERTO ---  Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Kabupatenb Banyumas, Jawa Tengah, berupaya mendekatkan kelompok peternak klaster sapi potong dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (LPDB-KUKM).

"Sekarang tinggal bagaimana mendekatkan peternaknya itu, kelompok peternak dengan perbankan, pemodal, atau instansi lain seperti LPDB-KUKM," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto Ramdan Denny Prakoso di Purwokerto, Selasa (10/11/2015).

Menurut dia klaster sapi potong (binaan BI Purwokerto) secara usaha sebenarnya tidak ada masalah, dalam arti kalau kita lihat sekarang bagaimana mereka membudidayakan sapi potong itu progresnya sudah jelas.

Denny mengatakan hal itu usai Sosialisasi skim pembiayaan Bagi Kelompok Ternak Klaster Sapi Potong Oleh LPDB-KUKM.

Lebih lanjut, dia mengakui bahwa masing-masing kelompok ternak binaan BI Purwokerto sudah mempunyai akses ke perbankan.

"Kami mendengar, rata-rata mendapat kredit sekitar Rp300 juta-Rp600 juta. Cuma masalahnya, kalau itu (kredit, red.) untuk kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 10 orang, Rp300 juta-Rp600 juta merupakan jumlah kecil," katanya.

Dalam hal ini, dia mencontohkan jika harga sapi per ekor sebesar Rp15 juta sedangkan kredit yang diperoleh sebesar Rp300 juta.

Dengan demikian, kata dia, jika besaran kredit tersebut dibagi sesuai jumlah anggota kelompok berarti tidak mendapatkan apa-apa.

"Jadi, sekarang di samping memang kita ingin supaya akses di perbankannya tetap terbuka luas, para peternak tetap kita sosialisasikan tentang bagaimana asuransi ternak, sertifikasi sebagai persyaratan melakukan kredit. Sekarang kita cari terobosan bagaimana dapat memanfaatkan LPDB-KUKM," katanya.

Menurut dia, hal itu disebabkan suku bunga yang ditawarkan LPDB-KUKM lebih murah, persyaratannya lebih mudah, dan jangka waktu peminjamannya lebih lama.

Ia mengharapkan peternak bisa langsung mengakses LPDB-KUKM agar bisa mendapatkan bunga yang lebih murah.

Akan tetapi jika tidak bisa secara langsung karena tidak bisa persyaratannya, kata dia, pihaknya akan berkerja sama dengan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dan perbankan khususnya bank perkreditan rakyat milik pemerintah daerah supaya dana bergulir tersebut dapat dimanfaatkan di daerah masing-masing.

"Mungkin ke depannya, kita akan mencoba berbicara dengan perbankan, BPR, pemerintah kabupaten, dan Unsoed. Jadi, kita ingin memanfaatkan momentum bagaimana dana murah itu bisa dinikmati oleh peternak," katanya.

Terkait klaster sapi binaan BI Purwokerto, Denny mengatakan bahwa hal itu dimulai sejak bulan Juni 2014 di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Purwokerto yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjanegara.

Menurut dia, klaster sapi itu cukup berkembang karena semula hanya ada lima kelompok peternak, sekarang menjadi 10 kelompok peternak.

"Dulu peternak yang terlibat sekitar 150 orang, sekarang sudah lebih dari 300 orang," katanya.

Ia mengharapkan kesepuluh kelompok peternak tersebut bisa memperoleh pembiayaan dari LPDB-KUKM.

Dalam sosialisasi dana bergulir tersebut, kata dia, dua peternak menyatakan akan mencoba mengakses LPDB-KUKM secara langsung.

Akan tetapi peternak lainnya, lanjut dia, diperkirakan ada permasalahan dari sisi pencatatan administrasi, jaminan, dan kelembagaan.

Menurut dia, pihaknya akan memfasilitasi kelompok peternak yang terkendala persyaratan tersebut agar bisa bekerja sama dengan BPR setempat namun dana bergulir yang diperoleh berasal dari LPDB-KUKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini