KEBIJAKAN BI: Uang Muka Dilonggarkan, KPR Tumbuh

Bisnis.com,14 Nov 2015, 15:54 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Proyek perumahan sederhana/Bisnis

Bisnis.com, SURABAYA --  Kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai pelonggaran uang muka atau "Loan to Value (LTV)" yang berlaku sejak Juni 2015 menumbuhkan angka kredit pemilikan rumah (KPR) di Jatim dari level 9,30%  pada Juni 2015 menjadi 10,57% pada September 2015.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Syarifuddin Bassara mengatakan pertumbuhan angka kredit KPR itu dihitung dari total kredit yang disalurkan perbankan ke Jatim hingga Septemper 2015 yang mencapai Rp362,25 triliun.

"Nilai kredit yang disalurkan itu juga mengalami peningkatan sebesar 1,75%, yakni dari Rp356,09 triliun pada bulan Agustus 2015 menjadi Rp362,25 triliun selama bulan September 2015," ucap Syarifuddin di Surabaya, Sabtu (14/11/2015).

Ia mengatakan, total peningkatan penyaluran kredit di Jatim mayoritas ditopang Kredit Modal Kerja (KMK) dengan penguasaan pangsa pasar 59,57%, diikuti Kredit Konsumsi (KK) sebesar 26,49 persen dan Kredit Investasi (KI) sebesar 13,94%.

"Untuk KI kembali tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 5,38%, sedangkan KMK dan KK menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya dengan laju masing-masing sebesar 11,91% dan 11,18% dari tahun ke tahun," katanya.

Selain itu, nilai peningkatan kredit juga ditopang oleh lonjakan realisasi kredit pada sektor utama Jawa Timur, yakni sektor industri pengolahan dan perdagangan.

Untuk industri pengolahan, kata Syarifuddin, tumbuh 14,85% atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 14,18% dan diakselerasi oleh subsektor industri pupuk yang mengalami peningkatan 26,12% , dari nilai nominal sebesar Rp2,13 triliun.

"Peningkatan ini mengindikasikan adanya penambahan kapasitas produksi yang didukung meningkatnya aktivitas investasi perusahaan pupuk di Jawa Timur," katanya.

Sementara itu, pertumbuhan kredit di sektor perdagangan diprakarsai perdagangan dalam negeri, khususnya bahan-bahan konstruksi yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,21% dari total kucuran kredit senilai Rp438 miliar.

"Dengan meningkatnya pertumbuhan kredit di subsektor perdagangan bahan konstruksi ini membawa angin segar bagi perbaikan pertumbuhan ekonomi, sebab menandakan adanya peningkatan realisasi proyek-proyek infrastruktur," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini