JUSUF KALLA: Para Investor, Silakan Datang ke Indonesia

Bisnis.com,19 Nov 2015, 04:41 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Wapres JK dan Presiden Obama nampak sedang berbincang./twitter.com-@Pak_JK

Bisnis.com, MANILA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak para investor khususnya yang hadir dalam Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Summit 2015 di Manila, Filipina, datang ke Indonesia untuk melihat potensi dan melakukan investasi di dalam negeri.

"Silahkan datang (ke Indonesia)," kata Kalla, pada APEC CEO Summit 2015, di Manila, Rabu (18/11/2015).

Wapres mengatakan, Indonesia sangat terbuka untuk investasi terutama yang mampu membuka banyak lapangan kerja dan dalam produksinya bisa menghasilkan nilai tambah. Dan salah satu kuncinya untuk perekonomian global saat ini adalah kerja sama antar negara.

Jusuf Kalla menjelaskan, Indonesia memiliki banyak potensi. Beberapa contoh diantaranya adalah untuk Pulau Jawa yang dihuni sekitar 60 persen dari total penduduk Indonesia, memiliki potensi untuk pertanian dan industri.

Sementara Sumatera berpotensi sebagai basis energi, Kalimantan untuk pertambangan seperti batu bara dan bagian timur perikanan serta sumber daya alam.

"Kami percaya, dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan pelaku usaha, para investor akan menyadari potensi tersebut," ujar Wapres Jusuf Kalla.

Wapres juga menekankan pentingnya potensi Indonesia sebagai basis produksi global dimana untuk pasar dalam negeri memiliki sebanyak 250 juta jiwa penduduk. Selain itu, juga penting untuk memperkuat sektor pertanian, dan industri manufaktur.

"Dengan tujuan utama adalah ketahanan pangan dan juga menyediakan lapangan kerja di sektor industri manufaktur," kata Jusuf Kalla.

Pada APEC 2015 yang diselenggarakan di Manila tersebut, sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan yang hadir adalah Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Pada rangkaian APEC 2015 tersebut, Indonesia akan mendorong konsep pengurangan tarif dari perdagangan produk yang berkontribusi terhadap pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan atau "Development Goods" dengan pendekatan yang modern dan progressive agar nantinya bisa disetujui oleh negara anggota.

Dari sebanyak 21 negara anggota APEC, Indonesia bersama dengan tiga negara lainnya yakni Peru, Vietnam dan Papua Nugini menjadi pelopor dari konsep pengurangan tarif dari perdagangan produk yang berkontribusi terhadap pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan atau "Development Goods" tersebut.

Langkah untuk mengajukan Development Goods terebut pada APEC 2015 ini dilakukan karena para petani dinilai perlu mendapatkan sarana khusus dari perdagangan internasional. Karena, selama ini masih ada hambatan-hambatan teknis khususnya terkait dengan produk-produk yang dihasilkan oleh para petani itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini