LAPANGAN KERJA: Jelang MEA, Pekerja Lokal di Bidang Industri Bisa Terancam

Bisnis.com,19 Nov 2015, 15:03 WIB
Penulis: Dini Hariyanti
Konsekuensi MEA 2015/asean.org

Bisnis.com, TANGERANG--Pemerintah, akademisi, maupun pengusaha satu suara bahwa Indonesia perlu memperbaiki kompetensi sumber daya manusia (SDM).

Pengamat Ketenagakerjaan Payaman Simanjuntak mengatakan apabila tidak melakukan peningkatan standar kompetensi profesi, bisa-bisa tenaga kerja lokal tersisih di negeri sendiri.

“Saat Masyarakat Ekonomi Asean bisa-bisa mereka terpaksa tersisihkan dan hanya mengerjakan pekerjaan yang produktivitasnya rendah,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (19/11/2015).  

Sejauh ini ada delapan profesi yang akan dibuka arus tenaga kerjanya, yaitu akuntan, engineer, surveyor, arsitek, perawat, tenaga di bidang kesehatan, perawatan gigi, dan pariwisata. Namun yang perlu diwaspadai bukan hanya delapan bidang pekerjaan itu saja.

Payaman menyatakan ke depan kemungkinan profesi di bidang lain akan dibuka pula arus tenaga kerjanya. Salah satu bidang usaha yang mungkin dibebaskan pula adalah sektor industri.

Sementara itu, industri pengolahan nonmigas teramasuk sektor penggerak roda ekonomi selain industri minyak dan gas bumi (migas). Di beberapa daerah, sebut saja Provinsi Banten, industri menyerap tenaga kerja paling banyak lebih dari 20%.

“Akan ada beberapa negara yang mendorong itu [industri] arus jasanya cepat dibuka,” ucap Payaman.

Badan Pusat Statistik Banten melansir selama setahun terakhir tidak ada perubahan struktur penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama. Penyerapan tetap didominasi industri serta perdagangan, hotel, dan restoran.

Kepala BPS Banten Syech Suhaimi mengatakan industri menyerap 1,20 juta orang sedangkan perdagangan menyerap 1,19 juta.

"Porsi sektor industri sekitar 24,84% sementara perdagangan 24,66%," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini