BANK INDONESIA: BI Rate Tak Turun Stablikan Rupiah

Bisnis.com,19 Nov 2015, 05:05 WIB
Penulis: Martin Sihombing
BI Rate tetap mampu menstabilkan rupiah./JIBI

Bisnis.com, SEMARANG --  Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah V Jawa Tengah-DIY memastikan tidak turunnya BI rate atau suku bunga acuan BI dapat menstabilkan mata uang rupiah.

"Saat ini BI rate 7,5 persen, kalau ini diturunkan dapat berdampak buruk bagi mata uang rupiah karena investor besar akan keluar dari pasar Indonesia," kata Kepala BI Kanwil V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir di Semarang, Rabu (18/11/2015).

Menurut dia, fluktuasi suku bunga acuan akan memberikan dampak buruk bagi investor besar terutama yang dananya lebih dari Rp1 miliar. Apalagi, saat ini lebih dari 50 persen investor yang ada di Indonesia merupakan investor dari luar negeri.

"Jadi kalau suku bunga diturunkan, risikonya masih sangat besar bagi kondisi perekonomian di Indonesia. Kalau rupiah melemah tentu industri yang masih bergantung pada bahan baku impor kesulitan beroperasi," katanya.

Di sisi lain, kondisi ini juga tidak merugikan sektor perbankan mengingat investor tidak akan menarik dananya paling tidak hingga akhir tahun ini.

Meski demikian, tidak adanya penurunan BI rate tersebut akan diganti dengan penurunan giro wajib minimum (GWM) yang diturunkan dari 8 persen menjadi 7,5 persen.

"Jadi nanti 7,5 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) yang dimiliki oleh perbankan akan dimasukkan ke BI. Selebihnya dana DPK akan diputar untuk kredit," katanya.

Dengan adanya penurunan GWM tersebut artinya dana kredit yang digulirkan oleh perbankan kepada masyarakat akan semakin besar dan diharapkan hal tersebut dapat membantu pembiayaan di kalangan masyarakat.

Sesuai rencana, pemberlakukan penurunan GWM tersebut akan dimulai pada 1 Desember tahun ini.

"Ini merupakan salah satu upaya melonggarkan kebijakan moneter. Pada dasarnya pelonggaran ini sebagai stimulus ekonomi Indonesia," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini