Golden Agri Komitmen Bebaskan Lahan Gambut dari Tanaman Sawit

Bisnis.com,19 Nov 2015, 11:58 WIB
Penulis: Pamuji Tri Nastiti

Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Golden Agri Resources Ltd., kelompok bisnis Sinar Mas Group berkomitmen melindungi lahan gambut dengan tidak melakukan penanaman sawit di areal itu.

Komitmen tersebut dimulai melalui peresmian proyek rehabilitasi ekosistem lahan gambut di salah satu wilayah konsesi perusahaan yang berada di Kalimantan Barat.

Agus Purnomo, Managing Director for Sustainability & Strategic Stakeholders Engagement di Golden Agri Resources (GAR) mengatakan sejak 2010 perusahaan tidak menindaklanjuti penanaman sawit di lahan gambut.

"Kalaupun dalam izin ternyata [mencakup] lahan gambut, kami putuskan untuk tidak ditanami. Sudah ada kesadaran dan sejak 2010 sudah ada aturan seperti itu," ujarnya di sela-sela 13th Roundtable Meeting di Kuala Lumpur, Kamis (19/11/2015).

Selain itu, saat ini GAR sudah menerapkan komitmen untuk tidak membuka perkebunan di lahan konservasi serta mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi penyebab kebakaran hutan dan asap.

Sementara itu, program rehabilitasi ekosistem lahan gambut yang baru saja diluncurkan bertujuan mencegah kebakaran sekaligus upaya mendorong komitmen perusahaan terhadap perlindungan lahan gambut dalam jangka panjang.

Menurut Agus, GAR akan merehabilitasi ekosistem gambut di lahan sebelah perkebunan sawit yang belum dimanfaatkan karena rentan terhadap gangguan pihak ketiga dan kebakaran.

Proyek rehabilitasi itu muncul ketika pemerintah tengah mempertimbangkan moratorium izin pengembangan lahan gambut dan berupaya merevitalisasinya untuk melawan kebakaran hutan yang menimbulkan bencana asap.

"Saat ini perlu komitmen dan solusi mengatasi kebakaran, penebangan hutan, juga perubahan iklim. Lewat rehabilitasi lahan gambut maka kami akan mendorong berbagai perubahan industri kelapa sawit indonesia bisa menghasilkan minyak kelapa sawit berkelanjutan."

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini