RELIANCE SECURITIES: Setelah Meroket 2,5%, IHSG Akan Uji Resisten 4.620

Bisnis.com,01 Des 2015, 21:44 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
IHSG

Bisnis.com, JAKARTA-- Setelah meroket tajam 2,5%, Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan mencoba break out resistance dengan range pergerakan 4.515-4.620.

Lanjar Nafi, analis PT Reliance Securities Tbk., mengatakan secara teknikal IHSG rebound pada support lower bands dan kembali berada diatas MA25 dan MA50.

Indikator stochastic terkonsolidasi pada area dekat oversold dengan momentum RSI yang reversal pada area middle menuju overbought.

"Dari indikator tersebut terlihat pergerakan yang fluktuatif dari IHSG disaat menyentuh support dan kembali menguji resistance," ungkapnya dalam riset (1/12/2015).

Dia mengatakan, mayoritas bursa di Asia ditutup menguat 1% seakan menghiraukan data kinerja sektor manufaktur di China yang melambat 49,6 dari 49,8.

Sentimen keputusan IMF memasukan yuan ke dalam Special Drawing Right (SDR). Dimana keputusan tersebut menjadi tonggak penting dalam integrasi ekonomi China ke dalam sistem keuangan global.

Menurutnya, IHSG rebound dari pelemahan kemarin dengan angka yang cukup optimis naik 111,21 poin sebesar 2,50% ke level 4.557,67. Sektor aneka industri memimpin penguatan.

Faktor penguatan yang luar biasa pada hari ini disebabkan kembali turunnya inflasi tahunan untuk bulan November sebesar 4,89% dari 6,25% lebih rendah dari ekspetasi sebesar 5,1%.

Hal tersebut tentu kembali menambah spekulasi investor terhadap gap inflasi dan suku bunga yang melebar sehingga berkemungkinan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga.

"Investor asing masih terlihat mencatatkan net sell sebesar Rp258,54 miliar pada hari ini," paparnya.

Sementara itu, bursa Eropa dibuka bervariasi meskipun beberapa data ekonomi di Jerman maupun kawasan Eropa sendiri cukup baik. Antisipasi untuk ECB melanjutkan stimulus dan keyakinan bahwa ekonomi AS cukup kuat untuk biaya pinjaman yang lebih tinggi membuat investor cenderung hati-hati.

Sentimen selanjutnya dari Data Tingkat inflasi di Eropa dan laporan kondisi ekonomi di AS olehThe Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini