Somalia Perang, 40.000 Orang Mengungsi

Bisnis.com,01 Des 2015, 16:06 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Situasi di Somalia./www.cp24.com

Bisnis.com, PBB, NEW YORK  -- Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah melaporkan pertempuran baru pada Sabtu (28/11) antara angkatan bersenjata Puntland dan Galmudug di Somalia telah memaksa sebanyak 40.000 orang meninggalkan rumah mereka.

OCHA mengeluarkan pernyataan tersebut berdasarkan informasi yang diberikan oleh organisasi non-pemerintah (NGO) di Gaalkacyo, Wilayah Mudug di Somalia, tempat bentrokan telah terjadi, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam satu taklimat yang diadakan di Markas Besar PBB, New York, Senin (30/11).

"Lebih dari 30 orang diperkirakan telah tewas," kata Juru Bicara tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang. "NGO lokal memberikan perawatan kesehatan bergerak, air dan layanan kebersihan." Bentrokan baru antara satu milisi yang berafiliasi kepada Galmudug dan pasukan Puntland dilaporkan telah terjadi di Galkayo pada Sabtu pagi, kata beberapa laporan media. Ditambahkannya, pertempuran meletus setelah anggota milisi menyerang pangkalan pasukan Puntland di beberapa bagian Galkayo Utara.

Pertikaian tersebut, yang meletus satu pekan lalu, telah membuat banyak warga sipil menyelamatkan diri dari daerah yang menjadi ajang bentrokan di kota itu. Mereka khawatir terjebak di dalam baku-tembak, kata beberapa laporan.

"Berbagai badan PBB dan NGO internasional untuk sementara telah memindahkan kantor berita akibat pertempuran," kata Dujarris. "Ini telah meninggalkan jurang pemisah dalam penyediaan layanan dasar buat masyarakat yang rentan di Wilayah Mudug, Galgaduud dan Hiraan." OCHA terus memperingatkan bahwa keperluan kemanusiaan di Somalia tetap sangat besar; sebanyak 4,9 juta orang memerlukan bantuan dan 1,1 juta orang kehilangan tempat tinggal mereka di seluruh negeri itu, kata Juru Bicara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini