BPS: November, Inflasi di Merauke Tertinggi Se-Indonesia

Bisnis.com,01 Des 2015, 13:44 WIB
Penulis: Newswire
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAYAPURA - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan, pada November 2015, Kabupaten Merauke menjadi kota dengan angka inflasi tertinggi di Indonesia.

"Di Merauke pada November 2015 terjadi inflasi sebesar 2,35% atau terjadi kenaikan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 124,45 pada Oktober 2015 menjadi 127,38," ujar Kepala BPS Papua Didiek Koesbianto di Jayapura, Selasa (1/12/2015).

Menurutnya, kenaikan harga yang cukup siginifikan mendorong terjadinya inflasi di Merauke di antaranya adalah, kangkung, bayam, tukang bukan mandor, rokok kretek filter, beras, cabai rawit, kacang panjang, terong panjang, ikan mujari, daun kemangi, cabai merah, dokter umum, udang basah, gaun, obat dengan resep, daun singkong, rokok putih, tomat buah, gado-gado, daging sapi, wortel, buncis, kayu balokan, kentang dan lain-lain.

"Sedangkan beberapa komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain, anggur, lemari es, panci, emas perhiasan, seng, jeruk nipis dan lain-lain," ucap dia.

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil inflasi pada November 2015 di Merauke adalah, kelompok bahan makanan sebesar 1,66%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,21%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,3%, kelompok sandang sebesar 0,04%, kelompok kesehatan 0,13% dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01%.

"Tidak ada komoditas yang mengalami penurunan indeks dan hanya kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan hyang tidak mengalami perubahan angka," kata Didiek.

Ditambahkannya, laju inflasi tahunan Merauke (Januari - November 2015) hingga kini adalah 2,81%. Angka tersebut lebih besar dari angka inflasi tahunan nasional yang sebesar 2,37%.

"Laju inflasi year on year November 2015 terhadap november 2014 Kabupaten merauke sebesar 7,47%. Angka ini lebih tinggi dari laju inflasi yar on year nasional yang sebesar 4,89%," ucap Didiek. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini