Potensi Kelautan Baru Dimanfaatkan 22%

Bisnis.com,01 Des 2015, 19:16 WIB
Penulis: MG Noviarizal Fernandez

Bisnis.com,JAKARTA- Sektor kelautan dan pesisir selama ini tidak menjadi prioritas pembangunan sehingga hingga saat ini pemanfaatan kekayaan laut di Indonesia jauh tertinggal dari beberapa negara tetangga.

 

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Iskandar mengatakan secara sosial, budaya, kebesaran budaya maritim Indonesia seakan hilang di tengah ramainya pembangunan daratan. Masyarakat pesisir menurutnya, tidak memiliki akses sumber daya politik dan ekonomi.

 

“Misalnya peangguran dan kemiskinan, kesenjangan kekayaan kian melebar dan melahirkan disparitas pembangunan antarwilayah dan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia di pesisir,” ujarnya saat membuka seminar Pembangunan Inklusif Masyarakat di Wilayah Pesisir Indonesia, Senin (1/12/2015).

 

Dia melanjutkan, madsalah penting lain di wilayah pesisir adalah ancaman bahaya kenaikan permukaan air setinggi 1,1 meter pada 2100 yang bisa mengakibatkan hilangnya 90.260 km2 kawasan pesisir dengan potensi kerugian sebesar US$25,56 miliar.

 

“Selain itu ada juga masalah lain seperti rawan banjir, rob, tsunami dan gelombang pasang,” tambahnya.

 

Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan (P2KK) LIPI Sri Sunarti Purwaningsih menjelaskan bahwa sumber ekonomi kota pesisir al perikaan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan dan bioteknologi dengan total potensi sebesar US$1,2 triliun pertahun menyediakan 40 juta lapangan kerja.

 

“Kegiatan ekonomi di kawasan pesisir memberikan kontribusi signifikan kepada ekonomi nasional, sayangnya hingga saat ini potensi ekonomi kelautan itu baru bisa dimanfaatkan sebesar 22% saja,” katanya.

 

Menurutnya, kunci keberhasilan pembangunan kawasan pesisir terletak pada strategi pembangunan inklusif yang merupakan paritisipasi dan pelibatan masyarakat dan daerah dalam proses pembangunan di kawasan tersebut.

 

Pembangunan inklusif merupakan sebuah pendekatan pembangunan yang mencoba memasukkan kelompok-kelompok dan daerah-daerah yang tidak terakses oleh proses pembangunan atau tereksklusi menjadi terlibat secara sosial.

 

“Partisipasi komunitas dalam kegiatan pembanguann dan rehabilitasi kawasan pesisir merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa ditawar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini