KA Ekonomi Kertajaya Tambahan Beroperasi

Bisnis.com,04 Des 2015, 23:18 WIB
Penulis: Atiqa Hanum
Ilustrasi-Mudik menggunakan kereta/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada Jumat (4/12/2015) pk. 23.15 WIB mulai mengoperasikan perjalanan perdana KA Kertajaya tambahan relasi Stasiun Pasarsenen, (Jakarta) - Stasiun Pasarturi, (Surabaya) (pp) dengan tingkat keterisian 100% lebih yakni 1.590 penumpang.

Executive Vice President PT KAI Daop 1 Jakarta Apriyono Wedi Chresnanto menyampaikan KA Kertajaya tambahan adalah KA komersial nonsubsidi, berbeda dengan KA Kertajaya reguler yang mendapat subsidi.

KA Kertajaya tambahan dijalankan untuk mendukung masa angkutan perayaan Natal dan liburan Tahun Baru 2016 dan memenuhi permintaan masyarakat dalam menggunakan transportasi kereta api  jarak jauh.

"Seiring dengan terus meningkatnya volume penumpang, dioperasikan KA Kertajaya tambahan dengan jumlah rangkaian 14 kereta (gerbong) kelas ekonomi AC, KA Kertajaya tambahan ini lebih panjang dari KA Ekonomi Kertajaya reguler yang hanya membawa delapan kereta kelas ekonomi dengan keberangkatan pukul 14.00 WIB," ungkapnya melalui siaran pers.

Dengan rangkaian yang lebih panjang tersebut, KA Kertajaya tambahan ini hanya akan dioperasikan saat akhir pekan dengan jadwal dengan 1.484 tempat duduk penumpang dalam sekali jalan.

Kepala Humas Daop 1 Jakarta Bambang S. Prayitno menjelaskan khusus untuk masa angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016, KA Kertajaya tambahan dioperasikan 2 hari sekali pada 20-31 Desember 2015.

KA ini berhenti di stasiun Cirebon Prujakan, Tegal, Pekalongan, Semarang Tawang, Cepu, Bojonegoro, Babat, Lamongan, dan berakhir di Stasiun Surabaya Pasar Turi.

Bambang memberitahukan bagi masyarakat yang ingin menggunakan KA Kertajaya tambahan sudah dapat membeli tiket sejak 26 November 2015 melalui channel resmi pembelian tiket KA dengan tarif promo Rp125.000 yang berlaku keberangkatan 4 Desember 2015 hingga 10 Januari 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini