KONFERENSI PERUBAHAN IKLIM, Rachmat: Ada Gejala Tak Baik

Bisnis.com,05 Des 2015, 16:48 WIB
Penulis: M. Taufikul Basari
KTT Perubahan Iklim Antrean delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) ke-21 dari berbagai negara di konter tiket transportasi gratis di area Paris Le Borguet, Paris, Prancis

Kabar24.com, PARIS — Perundingan Perubahan Iklim PBB di Paris hari ini, Sabtu (5/12/2015) memasuki masa transisi. Para negosiator dari berbagai negara akan berunding terakhir kalinya sebelum diserahkan dalam pertemuan para menteri pada Senin (7/12/2015).
 
Meski sudah mencapai babak akhir, tetapi para negosiator belum juga menampilkan arah yang jelas dalam menyusun draf kesepakatan. ”Saya melihat gejala-gejala yang tidak baik,” kata Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim Rachmat Witoelar,di Paris, Sabtu (5/12/2015).
 
Meski sudah diserukan sejak beberapa hari lalu, tetapi para negosiator dari sejumlah negara tidak sejalan dengan keinginan yang diuraikan dalam pidato pembukaan oleh para kepala negara dan pemerintahan masing-masing.
 
Semestinya, kata dia, ancaman utama dari semua negara adalah perubahan iklim (climate change) dan bukan kepentingan masing-masing negara. Menurutnya, yang diperdebatkan saat ini lebih banyak masalah ‘pernak-pernik’ saja.
 
Padahal, pembahasan yang dilakukan saat ini sudah berkali-kali dirundingkan dari berbagai pertamuan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) tahun-tahun sebelumnya.
 
“Tinggal dua jam lagi kok tidak maju-maju,” katanya. Menurut dia, para negosiator masih berpikir business as usual, padahal yang harus dilihat saat ini adalah kepentingan planet bumi.
 
Jika masalah yang tidak selesai di level negosiator dibawa ke level high level meeting, dan kemudian tidak juga tercapai kesepakan, Rachmat khawatir terjadi deal making antarnegara.
 
Untuk tim negosiator Indonesia sendiri dinilai sudah sejalan dengan isi pidato Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam pembukaan 30 November lalu.Sehingga tidak ada persoalan berarti dalam tim negosiasi RI.

“Hal yang tidak berbeda antara satu negara dengan negara lain adalah bahwa kita harus menyelematkan bumi, dengan menjaga agar suhu tidak naik lebih dari 2 derajat Celcius pada akhir abad ini,” tambah Nur Masripatin, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini