Angkutan Kapal Curah Kering Masih Suram pada 2016

Bisnis.com,06 Des 2015, 14:19 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus

Bisnis.com, JAKARTA—Pasar pelayaran barang curah kering (dry bulk) yang tidak cemerlang diperkirakan masih berlanjut menghantui para pengusaha kapal pada 2016.

Bahkan, lembaga konsultasi pelayaran global Drewry dalam Dry Bulk Forcaster memperkirakan kondisi ini tidak akan membaik hingga 2017.
Rahul Sharan, Analis Drewry untuk Angkutan Curah Kering, mengungkapkan tarif angkutan curah kering diharapkan meningkat mulai kuarta empat 2016 hingga seterusnya.

“Pandangan Drewry terkait stabilitas keseimbangan antara permintaan dan suplai bergantung pada peningkatan prospek permintaan dan antisipas pertumbuhan moderat dalam perspektif pasokan. Namun, pemulihan ke titik di mana pemilik kapal mulai mendapatkan keuntungan akan tetap sulit dipahami selama setidaknya satu tahun lagi,” ujar Rahul, dalam laporannya pekan ini.

Oleh sebab itu, pasar muatan curah kering diharapkan membaik pada 2017 mendatang. Sepanjang tahun depan, Drewry melihat pemilik kapal akan berjuang memulihkan biaya angkutan mereka karena permintaan komoditas akan menurun jauh.

Akibatnya, pemilik kapal harus terus mengurangi kepemilikan kapal mereka sehingga oversupply kapal curah kering akan berkurang hingga lima tahun ke depan.

Tentu, hal ini berimbas kepada pasar kapal bekas yang akan semakin aktif seiring dengan banyaknya pemilik kapal yang membeli armada di tengah tekanan ini.

Menariknya, dalam kondisi sepi muatan, catatan Drewry menunjukan armada curah kering dunia justru tumbuh 2% pada kuartal ketiga tahun ini menjadi 773 juta bobot mati (Dead Weight Ton/DWT).

Di sisi permintaan komoditas, perdagangan bijih besi diperkirakan tumbuh moderat sekitar 3-4% selama beberapa tahun ke depan.

Selain itu, impor batu bara ke China diperkirakan masih akan melambat. Drewry memprediksikan tidak akan ada rebound dalam waktu dekat. Meskipun India memang memiliki rencana ambisius dalam membangun kemandirian pengolahan batubara termal.

Drewry meyakini negara ini tidak akan bisa hanya mengurangi ketergantungan pada batubara impor, karena permintaan dalam negeri dipastikan akan terus meningkat tajam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini