Bisnis.com, DENPASAR - PT Bank J TRUST Indonesia Tbk atau JTRUST Bank mematok target agresif pada tahun depan, kendati perekonomian Indonesia diprediksi masih diliputi ketidakpastian akibat ekonomi global.
Dirut JTrust Bank Ahmad Fajar menyampaikan pihaknya memasang target dana pihak ketiga (DKP) tumbuh sekitar 24%, dan kredit 20%. Dia menjelaskan bank yang sahamnya dimiliki JTrust ini mempercayai tahun depan merupakan momen untuk tumbuh.
"Karena Jepang yakin inilah saatnya turn on. Orang jepang itu tahu benar, karena mereka paham perekonomian," ujarnya di Kuta, Senin (7/12/2015).
Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan mengandalkan tiga produk perbankan inovatif yang dipercaya dapat meningkatkan dan masyarakat dan kredit, yakni tabungan berhadiah langsung wisata ke Jepang, Kredit pengusaha unggulan (KPU) JTRUST, dan KPR JTrust.
Produk tabungan berhadiah langsung tanpa diundi, memberikan paket wisata selama 7 hari 5 malam.
Selain itu, KPU JTrust menawarkan kemudahan seperti proses cepat, mudah dan fleksibel dengan approval maksimal 5 hari kerja serta plafon pinjaman hingga Rp5 miliar. Menurut Fajar, produk yang sudah diluncurkan tersebut akan memberikan dampak positif pada akhir tahun ini.
Perseoran optimistis pada akhir tahun ini penyaluran kredit dapat mencapai Rp8,7 triliun, meningkat 11% dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Dengan begitu aset JTrust pada saat ini tercatat sekitar Rp12,6 triliun, karena diperkirakan akhir tahun ini meningkat Rp400 miliar.
Fajar mengatakan usaha lain yang akan dilakukan tahun depan dengan mendekatkan diri kepada masyarakat medium kecil dan mikro. Selain itu, bank yang sebelum dibeli JTrust bernama Bank Century ini akan fokus menggarap pasar ritel dengan mengandalkan produk bank note di daerah wisata seperti Bali.
"Kami ingin raih pangsa pasar lebih tinggi di Bali. Akan kembangkan Bali dan sekitarnya dan core bisnis bank note," jelasnya.
Executive Vice President JTrust Bank Rio Lanasier menjelaskan bank note yang tahun lalu dan sekarang mengalami penurunan akan coba ditingkatkan. Salah satu cara menarik minat nasabah dengan cara menurunkan ekuivalen mata uang yang dapat ditukarkan.
"Kalau dulu spesial rate untuk transaksi ekuivalen US$5.000, nanti akan kami turunkan US$2.500 sudah bisa dapat harga spot market," tuturnya.
Dia menekankan akan menjaga hubungan dengan money changer di Bali yang selama ini merupakan tulang punggung pariwisata. Fasilitas lain akan ditawarkan kepada money changer seperti pembuatan inventori, agar mereka tertarik.
Perseroan juga akan menggelar pertemuan dengan pelaku menggali apa yang bisa dilakukan bersama. Dia optimistis upaya tersebut dapat menjaring transaksi senilai US$5 juta -US$6 juta per bulan dari saat ini masih sekitar US$3,7 juta per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel