Sri Rejeki Isman yang sohor dengan sebutan Sritex Group memang bergerak di sektor manufaktur. Selama ini, sektor manufaktur terpukul oleh inefisiensi yang menekan kinerja setiap tahun.
"Wacana di era Joko Widodo adalah perbaikan birokrasi, banyak menguntungkan manufaktur. Baik dari ssi pengupahan, hingga transaksi barang ekspor dan impor dalam paket kebijakan ekonomi," ungkap Alfred saat dihubungi Bisnis.com, Senin (7/12/2015).
Mayoritas peralatan Grup Sritex diperoleh dari impor. Namun, produk-produk Sritex juga lebih banyak diekspor ke berbagai negara di dunia. Artinya, perbaikan birokrasi dapat menuntungkan perseroan.
Kemudian, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dinilai menguntungkan perusahaan yang berorientasi ekspor, termasuk SRIL. Apresiasi rupiah dalam 1-2 tahun ke depan diprediksi tidak mungkin terjadi, sehingga hal itu mendorong optimisme pasar untuk mengoleksi saham SRIL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel