DKI Pilih Solusi Bangun Jalur Kereta Layang

Bisnis.com,08 Des 2015, 15:59 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Bus Metromini B80 jurusan Kalideres-Jembatan Lima yang menerobos palang perlintasan kereta tertabrak kereta rel listrik di perlintasan Angke, Jakarta Barat, Minggu pagi (06/12/2015. Akibat kecelakaan itu 17 orang tewas dari total 24 penumpang./Antara-Yashinta Difa Pramudyani

Bisnis.com, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai penutupan seluruh pelintasan sebidang rel kereta di wilayah DKI Jakarta bukan solusi tepat untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas.

Hal tersebut disampaikan Basuki, Selasa (8/12/2015), di Jakarta, terkait peristiwa kecelakaan yang melibatkan angkutan umum Metromini dengan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line pada Minggu (6/12).

"Saya rasa kalau semua pelintasan sebidang rel kereta di Jakarta ini ditutup, malah justru akan terjadi kemacetan. Kami bisa saja menutupnya, tapi nanti malah tambah macet," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat.

Menurut pria yang lebih akrab disapa Ahok sehari-hari itu, saat ini terdapat sebanyak 1.000 perlintasan liar yang tersebar di seluruh wilayah ibukota. Akan tetapi, dari jumlah tersebut, hanya terdapat 100 pelintasan yang resmi.

Oleh karena itu, dia mengatakan solusi paling tepat untuk mengurangi kecelakaan yang kerap terjadi di pelintasan sebidang rel kereta di Jakarta, yakni dengan membangun jalur kereta layang.

"Dengan adanya jalur layang, maka lalu lintas kereta tidak akan berpengaruh terhadap lalu lintas di ibukota. Pembangunan jalur kereta layang ini sebetulnya sudah lama direncanakan, namun sayang tidak pernah terealisasi," ujar Ahok.

Selain membangun jalur kereta layang, mantan Bupati Belitung Timur itu mengungkapkan untuk mengurangi angka kecelakaan di pelintasan rel juga diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk tidak menerobos lintasan rel.

"Karena saat ini masih ada orang-orang yang suka menerobos lintasan rel sembarangan, akibatnya sering terjadi kecelakaan. Kebiasaan inilah yang harus diubah," ungkap Ahok.

Seperti diketahui, pada Minggu (6/12), terjadi kecelakaan yang melibatkan KRL dengan Metromini B80 jurusan Kalideres-Jembatan Lima di perlintasan kereta Jalan Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat. Peristiwa itu mengakibatkan 18 orang meninggal, termasuk sopir Metromini itu sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini