Bank Indonesia Proyeksi Akhir Tahun Cuma di Angka 6%

Bisnis.com,13 Des 2015, 16:30 WIB
Penulis: Yanuarius Viodeogo
Ilustrasi/JIBI
Bisnis.com, PONTIANAK – Bank Indonesia memproyeksikan inflasi akhir tahun di Kalimantan Barat hanya di angka 6% secara year on year atau lebih rendah dibandingkan dengan capaian inflasi pada 2014 sebesar 9,38%.
 
Kepala BI Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan, proyeksi itu sebenarnya lebih tinggi dari target inflasi yang diharapkan, yaitu sebesar 5,3% (y-o-y). Pasalnya, ada sejumlah komoditas masih berpengaruh besar terhadap penyumbang inflasi di Kalbar.
 
“Kemungkinan mencapai 6% karena ada beberapa komoditas yang mempengaruhi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) seperti tarif dasar listrik (TDL) mencapai 10%, komoditas sayur-sayuran terutama cabai, dan tiket pesawat terbang,” kata Dwi kepada Bisnis, akhir pekan ini.
 
Dia menyebutkan, memasuki Desember yang merupakan musim penghujan, komoditas sayur-sayuran lebih rawan cepat membusuk sehingga disarankan supaya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mewaspadai fenomena tersebut.
 
Selain komoditas menjadi langka, TPID harus mengambil langkah menambah pasokan dan mengawasi perbedaan harga komoditas. Sehingga TPID harus segera membuat pengumuman daftar harga di masing-masing pasar tradisional khususnya di dua kota barometer inflasi Kalbar, yaitu Kota Pontianak dan Kota Singkawang.
 
“Setiap pasar membuat daftar harga komoditas yang dinilai rawan sebagai penyumbang inflasi tinggi. Hal itu, supaya tidak ada perbedaan harga yang tinggi satu pasar dengan pasar lainnya," ucapnya.
 
Biasanya kalau tidak diawasi, kata dia, harga satu komoditas dengan komoditas lainnya di pasar berbeda bisa mencapai 50%-100%.
 
Untuk harga tiket pesawat, lanjut Dwi, masih akan menjadi penyumbang inflasi karena pada akhir tahun.
 
Hal itu karena adanya kegiatan perayaan keagamaan dan menyambut Tahun Baru 2016 yang membuat jumlah penumpang datang ke Kota Pontianak tinggi dari hari normal.
 
Adapun pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di tujuh kota di provinsi, menurutnya, tidak berpengaruh terhadap penyumbang inflasi 2015. Pasalnya, di antara kota penyelenggara pilkada itu, tidak masuk dalam perhitungan inflasi Kalbar.
 
“Kota yang dihitung kan, Kota Pontianak dan Kota Singkawang. Sementara yang pilkada di Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sekadau, Sambas, Bengkayang dan Ketapang,” tuturnya.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yoseph Pencawan
Terkini