Pabrik Semen di Rembang Ditargetkan Berproduksi Tahun Depan

Bisnis.com,15 Des 2015, 15:42 WIB
Penulis: Newswire
Suparni, Direktur Utama PT Semen Indonesia/JIBI-Rahmatullah

Bisnis.com, SEMARANG - Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) M. Suparni optimistis pabrik semen di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, bisa berproduksi pada 2016 karena hingga akhir Desember tahun ini kemajuan pembangunannya mencapai 80%.

"Pabrik semen di Rembang dengan investasi senilai Rp4,6 triliun ini bakal berproduksi sekitar 3 juta ton per tahun," katanya dalam diskusi bertajuk "Prospek Ekonomi Pantura Timur", Selasa (15/12/2015).

Dalam diskusi yang diprakarsai Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Jawa Tengah itu, Suparni berjanji bakal mengucurkan dana tanggung jawab sosial perushaan (CSR) lebih besar lagi pada 2016 bersamaan dengan mulai produksinya semen di Rembang.

"Kalau pada 2015 kami mengucurkan Rp13 miliar untuk CSR, pada 2016 kami bakal menggelontorkan Rp20 miliar bila pabrik semen di Rembang bisa berproduksi pada 2016," ucapnya.

Sampai sekarang ini persoalan PT Semen Indonesia dengan warga yang menolak pembangunan pabrik yang berlokasi di Desa Tegaldowo itu memang belum sepenuhnya tuntas.

Di tingkat pertama, Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang memenangkan PT Semen Indonesia. Dalam banding di PTUN Surabaya, hakim juga membuat keputusan sama. Atas keputusan tersebut, warga penolak melakukan kasasi.

Suparni menjelaskan selama proses pembangunan pabrik di Rembang sebenarnya sudah memberikan efek berantai (multiplier effects) di daerah tersebut.

Tetesan pembangunan tersebut bakal semakin meluas ketika pabrik beproduksi. Sejak PT Semen Indonesia masuk Rembang, disusul bermunculan bisnis baru termasuk hotel berbintang dan tumbuhnya usaha skala mikro, kecil, dan menengah.

Selain itu, kehadiran pabrik semen tersebut juga menaikkan upah buruh karena banyak pekerja menggunakan standar upah harian yang diterapkan Semen Indonesia.

Anggota DPRD Jawa Tengah Abdul Aziz menyatakan mendukung pabrik semen karena pertumbuhan ekonomi membutuhkan investasi.

Rembang membutuhkan banyak investasi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah mengingat kabupaten ini menempati posisi ketiga dari bawah menyangkut jumlah penduduk miskin yang mencapai 22,9%.

"Dalam lima tahun ke depan kami ingin melihat posisi Rembang sudah berubah. Syukur-sykur masuk lima besar teratas," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini