Jokowi : Subsidi Bikin Jadi Malas, Tak Mau Kompetisi

Bisnis.com,16 Des 2015, 15:47 WIB
Penulis: Akhirul Anwar

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia ke depan harus siap berkompetisi untuk memenangkan persaingan global dengan strategi yang sudah disiapkan oleh pemerintah.

Salah satunya Presiden meminta agar tidak ada lagi proteksi atau perlindungan dan subsidi yang berlebihan karena hal itu justru akan membuat orang menjadi malas sehingga tidak mau berkompetisi.

"Apa yang kita siapkan, jangan lagi ke depan kita memberikan proteksi, perlindungan, subsidi berlebihan karena itu akan memanjakan, karena kita jadi malas dan tidak mau berkompetisi," katanya dalam Rapim TNI di Cilangkap Jakarta Timur, Rabu (16/12/2015).

Negara yang terlalu banyak memberikam perlindungan membuat daya saingnya melemah. Oleh karena itu Presiden berharap ada efisiensi sebagai modal untuk memenangkan persaingan global.

"BUMN disubsidi ke depam sudah tidak bisa. Siapa negara yang efisien, memiliki daya saing, BUMN efisien yang memenangkan pertarungan, bukan yang disubsidi, yang diproteksi, yang diberi perlindungan," tuturnya.

Ditegaskan oleh Presiden bahwa saat ini tantangannya semakin berat dengan ditandai oleh arus barang dan orang semakin bebas. Pemerintah tidak bisa lagi mengacu kepada pola lama yanh cenderung malas-malasan yanh membuat sulit bersaing dan lbat laun bakal terlindas.

"Mau tidak mau misi ke depan bisa berkompetisi. SDM disiapkan, semua haris siap. Sekali lagi tidak ada kata lain kalau kita pakai pola lama, cara lama kita bisa kelibas dan hilang," jelas Presiden.

Dalam beberapa kesempatan pertemuan pimpinan negara di kawasan, Jokowi mendengar curhat beberapa pemimpin negara yanh mengaku takut dengan Indonesia jika AEC bergulir. Oleh karena itu ketakutan itu harus menjadi peluang untuk diserang pada sektor yang lebih unggul.

"Yang sudah kita siap apapun, SDM, skill, profesi yang siap langsung serang negara lain yang terbuka yang bisa masuk. Yang belum perlu, diperbaiki," ujar Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini