Bisnis.com, JAKARTA-- Penyaluran kredit pemilikan rumah, terutama dalam mendukung program sejuta rumah, kelompok bank pembangunan daerah masih dinilai minim atau sekitar 0,5% dari total penyaluran FLPP.
Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Raharjo Adisusanto mengatakan masih ada beberapa kendala yang ada di BPD sehingga penyaluran KPR masih rendah.
"Kendala itu antara lain masalah pendanaan di BPD yang hingga saat ini masih didominasi oleh dana jangka pendek," katanya dalam acara Seminar Nasional Dalam Mendukung Program Satu Juta Rumah di Jakarta yang diselenggarakan Bisnis Indonesia dan SMF, Kamis (17/12/2015).
Dengan masih didominasinya pendanaan BPD oleh jangka pendek, Raharjo menilai terjadi missmatch antara pendanaan dan jenis pembiayaan yang akan diberikan.
Seperti diketahui, KPR merupakan kredit jangka panjang yang bisa mencapai 20 tahun masa angsurannya.
Melihat kendala ini, Raharjo menyebutkan perusahaan yang dipimpinnya dapat membantu bank-bank dalam menyediakan dana jangka panjang.
"Saat ini sudah ada 8 BPD yang menjadi debitur kami dan sudah mencairkan pinjaman. Ini ditambah ada 4 BPD yang akan mencairkan pinjaman," katanya.
Adapun 4 BPD yang telah menyepakati perjanjian dengan SMF, yakni Bank Riau Kepri, Bank Sulselbar, Bank NTT, dan Bank Bali.
Selain masalah missmatch pendanaan dengan jenis kredit yang dibiayai, Raharjo juga menambahkan kendala lain yang dihadapi kelompok BPD dalam menyalurkan KPR.
"Proses pengajuan KPR di BPD masih ada yang berbeda serta pengelolaan KPR di divisi umum, yang digabung dengan kredit multiguna," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel