Bisnis.com, JAKARTA--- Perusahaan baja milik negara, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. memperkirakan volume penjualan baja dapat mencapai 2,3 juta-2,4 juta ton pada 2016 seiring adanya peningkatan permintaan baja.
Direktur Utama Krakatau Steel Sukandar memperkirakan volume penjualan sampai akhir 2015 mencapai sekitar 2 juta ton. “Tahun depan semoga ada peningkatan volume,” katanya dalam paparan publik di kantor perseroan, Rabu (23/12).
Pada saat ini, baja yang diproduksi oleh emiten berkode saham KRAS itu banyak digunakan untuk proyek-proyek pembangunan infrastruktur seperti jembatan, pabrik semen, pipa gas, jaringan transmisi listrik dan sebagainya.
Berdasarkan laporan berkala yang dirilis oleh Krakatau Steel, sepanjang sembilan bulan 2015 perusahaan telah menjual 1,3 juta ton berbagai jenis baja atau turun 19,2% dibandingkan dengan 1,71 juta ton pada periode yang sama 2014. Dalam perbandingan periode tersebut, penjualan produk cold rolled coil (CRC) turun hingga 35,4%, wire rod turun hingga 20,6%, pipa turun 6%.
Penurunan volume penjualan itu juga dibarengi dengan penurunan harga rata-rata penjualan untuk seluruh jenis produk. Sampai kuartal III/2015, harga HRC (hot rolled coil) turun 21,9%, CRC turun 19,7%, wire rod 21,5% dan sebagainya.
Penurunan penjualan dan penurunan harga rata-rata penjualan itu berdampak terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pendapatan perusahaan mencapai US$993,4 juta pada kuartal III/2015 atau turun 27% dibandingkan dengan US$1,36 miliar pada periode yang sama 2014.
Pendapatan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan nilai beban pokok pendapatan perusahaan yang mencapai US$1,01 miliar pada kuartal III/2015 atau turun 23,7% dibandingkan dengan US$1,32 miliar pada periode yang sama 2014.
Sampai kuartal III/2015, perusahaan baja yang menguasai 34% pangsa pasar HRC itu masih mengalami kerugian. Rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$160,2 juta atau meningkat 12% dibandingkan dengan US$114,7 juta pada kuartal III/2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel