Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. masih mengandalkan dana murah atau current account saving account (CASA) dalam penghimpunan dana pihak ketiga tahun depan.
Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni mengatakan perseroan menjaga komposisi CASA pada 62%-63% dari total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Adapun per September 2015, total penghimpunan DPK perseroan mencapai Rp349,59 triliun, naik 13,3% secara tahunan dari Rp308,3 triliun. Dari total DPK hingga bulan kesembilan tersebut, rasio CASA perseroan tercatat sebesar 60,9%.
"Kebijakan kita lebih mengutamakan ke CASA, bukan DPK mahal, yang non-CASA itu jadi pelegkap saja," ujarnya usai penandatanganan perjanjian kerjasama dengan PT Asabri, Rabu (23/12/2015).
Untuk total penghimpunan DPK tahun depan, kata Baiquni, perseroan menargetkan dapat bertumbuh 14%-16%, sama dengan pertumbuhan kreditnya. Adapun per September 2015, penyaluran kredit emiten berkode BBNI ini tercatat sebesar Rp307,12 triliun atau tumbuh 14,6% secara tahunan dari Rp267,94 triliun.
Untuk meningkatkan CASA, Baiquni mengatakan perseroan menerapkan berbagai strategi. Salah satunya menjalin integrasi dengan berbagai pihak yang menjadi potensi sumber basis nasabah baru.
Terkait hal ini, BBNI baru saja melakukan penandatanganan kerjasama dengan PT Asabri, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola dana pensiun dan asuransi bagi lebih dari 1,15 juta anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Kerja sama ini akan menjadi jalan masuk bagi penggunaan fasilitas perbankan lainnya yang sudah dimiliki BNI, antara lain penyaluran dana pensiun dan asuransi untuk para pensiunan serta pegawai negeri sipil TNI dan Polri dengan menggunakan sistem yang terintegrasi secara host to host.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel