Pesan Perdamaian & Pengharapan dari Misa Gereja Santa Theresia

Bisnis.com,25 Des 2015, 00:00 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Gereja Santa Theresia Jakarta./gerejatheresia.org

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam misa puncak malam Natal, Romo Hani Rudi H. sekaligus menyampaikan pesan Nasional dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) dengan tema besar Hidup Bersama Sebagai Umat Allah.

"Keluarga umat Allah ini bukan hanya umat kristiani saja, tetapi hidup bersama sebagai umat manusia yang ada beragam perbedaan dan prioritas," katanya, Kamis (24/12/2015).

Terlebih menurutnya momentum hari ini spesial karena yang satu merupakan Maulid Nabi, teladan umat Muslim dan maulid Yesus, Isa Almasih. "Sebagai bagian dari umat manusia diharapkan dapat mewujudkan perdamaian, harapan baru di tengah situasi yang dikoyak isu perpecahan," tambahnya

Hal ini juga menyangkut keluarga sebagai tempat bersemainya harapan dan mampu merawatnya. Allah hadir dan hidup bersama keluarga. "Makanya kita simbolkan sebagai bayi,tanda harapan, tanda hidup baru, dan perubahan" terang Romo Hani.

" Di tengah situasi buruk kemanusiaan selalu ada bayi terlahir, yang berarti manusia baru lahir. Simbol bayi sebagai kelembutan yang harus kita rawat. Kalau tidak dirawat ya akan mati begitu saja," tandasnya. 

Menurutnya ini sama halnya dengan melakukan revolusi mental. Isu kekerasan perlu terus dilawan. Sebab merupakan isu global dan agama. Sehingga setiap orang memiliki harapan untuk bergembira dan bergerak maju.

Misa malam natal tersebut juga bebas dari interupsi para umat yang terlambat. Pasalnya, pihak panitia tidak mentolerir keterlambatan. Umat diwajibkan datang 15 menit sebelum misa dimulai.

Para umat yang terlambat tidak diizinkan masuk dan harus menunggu misa sesi berikutnya. Hal yang sama berlaku untuk misa natal besok pagi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini