RUPS LB Bank Sumut Tunggu Arahan OJK

Bisnis.com,29 Des 2015, 16:35 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora

Bisnis.com, MEDAN--Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Utara (Bank Sumut) ditunda, dengan alasan menanti lampu hijau dari Otoritas Jasa Keuangan.

Pelaksana Tugas (Plt). Tengku Erry Nuradi mengungkapkan bahwa komposisi komisaris di Bank Sumut hanya ada dua orang. Pihaknya, ingin memastikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa RUPSLB berjalan sesuai dengan regulasi.

"Kami meminta semacam fatwa dari OJK yang tertulis, apakah bisa mengambil keputusan hanya dengan dua komisaris," katanya usai penundaan RUPSLB, Selasa (29/12/2015).

Adapun dua komisaris tersebut yakni Rizal Fahlevi Hasibuan dan Brata Kesuma yang masing-masing berperan sebagai komisaris independen. Tengku Erry sebagai pemegang saham terbesar di Bank Sumut berharap  agar OJK mengeluarkan surat tertulis paling telat dua minggu agar RUPLB bisa dilanjutkan.

Menurutnya, bila melakukan RUPS maka beleid yang dirilis oleh OJK dan Bank Indonesia untuk industri perbankan di Tanah Air harus diikuti. Adapun agenda RUPSLB yakni pemberian kewenangan untuk menetapkan Direktur Bisnis Syariah Bank Sumut, pembayaran uang jasa dan penyempurnaan sistem prosedur dewan pengawas syariah (DSN).

Sementara itu, dalam laporan publikasi bulanan Bank Sumut pada Oktober 2015, tercatat total kredit yang disalurkan senilai Rp17,14 triliun dan pembiayaan syariah senilai Rp1,71 triliun. Adapun dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp23,35 triliun. Adapun komposisi DPK Bank Sumut hingga Oktober terdiri dari giro, tabungan dan deposito masing-masing senilai Rp12,34 triliun, Rp5,12 triliun dan Rp5,89 triliun.

Pada Oktober 2015, Bank Sumut membukukan aset senilai Rp28,69 triliun. Di sisi lain, total pendapatan bunga bersih yang diraih hingga Oktober 2015 mencapai Rp1,53 triliun dan pendapatan operasional selain bunga Rp289,13 miliar. Walakin, laba komprehensif tahun berjalan yang diperoleh bank pembangunan daerah ini hingga Oktober 2015 mencapai Rp449,55 miliar.

Pada kesempatan sebelumnya, Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto menyampaikan bahwa perseroan memiliki rencana untuk memenuhi kebutuhan likuditas industri bank perkreditan rakyat (BPR), sehingga perseroan merancang program Apex Bank.

Adapun program apex bank akan bekerja sama dengan anggota Perhimpunan Bank Perekreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Sumut.

Selain menjadi anggota Perbarindo, kata Edie, BPR juga harus menempatkan dana pada di Bank Sumut sesuai dengan kesepatan yang dirancang. Misalnya, menyimpan dana minimal senilai Rp100 juta untuk tiga bulan atau sesuai kesepatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini