Bisnis.com, PADANG—Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Barat mendorong perbankan di daerah itu tetap menyalurkan kredit ke sektor UMKM, meski terjadi perlambatan sepanjang tahun ini.
Bank Indonesia setempat mencatatkan penyaluran kredit UMKM di daerah itu tumbuh melambat 4,3% pada kuartal ketiga tahun ini atau lebih rendah dari tiga bulan sebelumnya yang masih tumbuh 6,3%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko menyebutkan melambatnya kinerja penyaluran kredit di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) disebabkan berlanjutnya tekanan ekonomi yang menyebabkan penurunan kinerja ekspor dan melemahnya daya beli masyarakat.
“Penyaluran kredit perbankan di Sumbar juga melambat mengikuti perlambatan ekonomi. Kami dorong perbankan tetap memprioritaskan penyaluran ke sektor UMKM,” katanya, belum lama ini.
Menurutnya, sektor UMKM perlu mendapatkan perhatian serius karena porsi sektor itu terhadap PDRB Sumbar mencapai 60% lebih. UMKM juga dinilai mampu menggerakkan pertumbuhan di tengah perlambatan ekonomi secara global.
Dia memaparkan melambatnya penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM diikuti meningkatnya rasio kredit bermasalah atau (nonperforming loan/NPL) yang menyentuh 6,7% dari 6,2% pada kuartal II/2015.
Sementara itu, sampai Oktober 2015, NPL kredit UMKM sektor mikro mencapai 3%, kecil 6,5%, dan sektor menengah 9,1%.
Adapun, porsi penyaluran kredit UMKM masih didominasi sektor perdagangan sebesar 62%, pertanian 14%, industri pengolahan 9%, jasa 5%, dan sektor lainnya yang mencapai 10%.
Data Bank Indonesia mencatatkan total penyaluran kredit di daerah itu sampai kuartal III tahun ini mencapai Rp47,37 triliun atau tumbuh 14,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp41,26 triliun.
Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 10,4% dari Rp30,76 triliun menjadi Rp33,97 triliun, dan aset perbankan Sumbar tumbuh 10,4% dari Rp48,74 triliun menjadi Rp53,80 triliun.
Indra Wediana, Direktur Pemasaran Bank Nagari menyebutkan bank milik pemda Sumbar itu menyalurkan kredit hingga 95% dari total pembiayaan perseroan ke sektor UMKM.
“Kami masih prioritaskan di UMKM, memang ada tren kenaikan NPL di sektor ini, tetapi masih cukup terkendali,” katanya.
Dia mengakui untuk kredit mikro tingkat NPL di atas 5% atau melewati ambang batas regulator, sehingga bank tersebut tidak diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini.
Namun, secara keseluruhan NPL Bank Nagari masih stabil di kisaran 2,9%. Manajemen optimistis sampai akhir tahun perseroan mampu mempertahankan NPL tidak lebih dari 3%, meski pelemahan harga komoditas masih berlanjut.
Pengawas Bank Senior Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar Bob Haspian mengingatkan perbankan untuk meningkatkan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Apalagi potensi kredit macet masih tinggi, mengingat belum pulihnya ekonomi.
“Penyaluran ke UMKM memang terus kami dorong, tetapi bank juga harus lebih prudent,” katanya.
Dia menyebutkan secara umum kinerja perbankan Sumbar masih menjanjikan dengan pertumbuhan di kisaran 12%. Laju kredit bermasalah 3,1%, dan rasio penyaluran kredit dibanding dana masuk atau (loan to deposit ratio/LDR) mencapai 139,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel