Bisnis.com,JAKARTA— Penyaluran kredit perbankan hingga November 2015 kembali menunjukkan perlambatan.
Hingga November 2015, penyaluran kredit perbankan tercatat bertumbuh 9,8% secara year on year (y-o-y).
Lebih rinci, pertumbuhan kredit dalam Rupiah naik 11%, sedangkan dalam valas naik 4,2%. Adapun penghimpunan DPK hingga November kemarin tumbuh 7,7%.
Padahal, pertumbuhan kredit per September 2015 tercatat sudah meningkat menjadi 10,9% secara y-o-y. Adapun per Oktober 2015 mulai kembali melambat menjadi 10,1% secara y-o-y.
Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan III OJK, mengatakan di samping faktor perekonomian domestik, pertumbuhan kredit yang kembali melambat karena mendapat pengaruh write off dan penjualan aset yang dilakukan beberapa bank ke grup terkait.
“Bank hapus buku itu hampir Rp4 triliun dan CIMB Niaga jual aset hampir Rp3 triliun,” kata Irwan, Rabu (30/12/2015).
Seperti diketahui, tahun ini memang sudah ada dua bank yang membentuk Asset Management Unit (AMU) untuk membantu menurunkan rasio kredit bermasalahnya, yaitu CIMB Niaga dan Bank J Trust. Dengan AMU, aset bermasalah yang dimiliki bank dibeli oleh perusahaan induk sehingga menurunkan rasio NPL.
Meski demikian, OJK optimistis kinerja industri perbankan tahun depan bakal menunjukkan perkembangan positif.
OJK memprediksi penyaluran kredit tahun depan dapat bertumbuh 12%—14%, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13%—15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel