Bisnis.com, JAKARTA - Tak terasa, 2015 sudah berganti dengan tahun baru. Untuk menyambut datangnya tahun baru, setiap orang biasanya memiliki beberapa resolusi yang ingin dicapai, tak terkecuali dalam hal perencanaan keuangan.
Menurut Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto, pada dasarnya dalam membuat resolusi tergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi masing-masing orang. Namun, dalam menyusun resolusi keuangan, ada empat hal penting yang harus diperhatikan.
Pertama, resolusi yang berkaitan dengan pengeluaran. Setiap orang yang masih lajang maupun sudah berkeluarga sepatutnya mengendalikan pengeluaran agar tidak melebihi penghasilan yang diperoleh setiap bulannya.
“Dalam hal pengeluaran, ada prioritas-prioritas utama yang harus diperhatikan,” katanya kepada Bisnis.com. Dia menjelaskan pengeluaran dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yakni kewajiban, kebutuhan, dan keinginan.
Kewajiban menyangkut berbagai pengeluaran yang sifatnya wajib seperti membayar listrik serta biaya kesehatan. Namun, pengeluaran yang masuk dalam kelompok kewajiban ini bisa saja dikurangi, misalnya dalam hal kesehatan dengan menggunakan asuransi agar saat sakit tak lagi harus mengeluarkan biaya yang besar.
Selanjutnya, terkait kebutuhan, pada dasarnya seseorang memiliki banyak alternatif dalam pemenuhannya. Misalnya saja, untuk kebutuhan komunikasi, operator tertentu memasang tarif terlalu mahal, maka Anda dapat menggantinya dengan operator lain.
Sementara itu mengenai keinginan, tergantung pada pilihan seseorang apa saja keinginan yang ingin dicapai pada tahun ini yang berkaitan dengan pengeluaran.
Kedua, yakni tentang utang. Idealnya, seseorang atau sebuah keluarga hanya memiliki cicilan utang konsumtif tidak melebihi angka 30% dari penghasilan setiap bulannya. Utang konsumtif misalnya kartu kredit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Namun, jika ada utang produktif seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), tidak apa-apa jika total cicilan utang yang harus dibayar mencapai 40% dari penghasilan setiap bulannya.
Jika seseorang atau keluarga masih memiliki cicilan utang konsumtif melebihi patokan angka tersebut, maka membuat resolusi yang berkaitan dengan utang sangatlah penting.
Untuk menurunkan cicilan utang, carilah solusinya agar tidak terlalu menjadi beban. Cara yang dapat dilakukan misalnya mendatangi bank yang bersangkutan untuk memperoleh alternatif pembayaran, bisa dengan hanya membayar pokok utangnya saja dan menghentikan bunganya.
INVESTASI
Ketiga, resolusi yang berkaitan dengan investasi. Idealnya, minimal 10% dari penghasilan seseorang atau keluarga dialokasikan untuk investasi. Jika seseorang atau keluarga mempunyai tujuan keuangan tertentu, jumlah dana yang dialokasikan untuk investasi malahan harus lebih banyak lagi, misalnya untuk mempersiapkan biaya sekolah anak ke luar negeri.
Jika seseorang atau sebuah keluarga belum mencapai gambaran ideal tersebut, ada baiknya membuat resolusi yang berkaitan dengan investasi.
Keempat, resolusi yang berkaitan dengan proteksi. Jenis proteksi yang wajib dimiliki seseorang atau keluarga adalah asuransi kesehatan. Apabila asuransi dari BPJS Kesehatan dirasa kurang memadai, dapat menggunakan asuransi swasta. Jenis proteksi lain yang penting adalah asuransi jiwa.
Orang yang perlu memiliki asuransi jiwa adalah yang memiliki tanggungan. Selanjutnya, asuransi yang melindungi aset seperti asuransi properti dan asuransi kendaraan juga penting untuk dimiliki.
Jika Anda dan keluarga belum memiliki jenis proteksi yang memadai, tak ada salahnya untuk membuat resolusinya. Membuat resolusi keuangan sebenarnya tidaklah sulit, tergantung bagaimana seseorang memiliki komitmen untuk mewujudkannya.
Agar lebih mudah, buatlah target yang harus dicapai dalam hal keuangan setiap bulannya, sehingga memudahkan Anda mencapai tujuan akhir.
Selamat membuat resolusi keuangan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel