Bisnis.com, JAKARTA - Penduduk kota besar khususnya Jakarta tak asing lagi dengan istilah macet. Kondisi jalanan yang padat kendaraan dan kesemrawutan lalu lintas sudah menjadi ‘santapan’ sehari-hari yang harus selalu dinikmati di jalanan ibu kota.
Nah, kalau sudah begini, tak jarang umpatan kemarahan dan kekesalan keluar dari mulut siapa saja yang terjebak dalam kondisi macet. Namun, ada ide yang lebih menarik dan positif ketimbang harus selalu mengeluh soal macet. Senior Advisor OneShieldt Financial Planning Pandji Harsanto mengatakan kondisi macet juga bisa dijadikan sebagai peluang dalam berinvestasi.
Bagaimana caranya? Coba renungkan dahulu, apa penyebab kemacetan di Jakarta?
Jawabannya bisa saja karena adanya pembangunan jalur kereta ringan atau light rail transit (LRT), pengeboran terowongan mass rapid transit (MRT), penyelesaian tiga jalur layang bus Transjakarta, hingga pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota yang turut memicu macet menjadi semakin parah.
Lalu perusahaan mana saja yang terlibat dalam pembangunan itu?
“Kita bisa menggunakan momen pembangunan seperti sekarang ini untuk membeli saham-saham infrastruktur dan perbankan yang mendukung pembangunan tersebut,” katanya.
Tak hanya Jakarta, daerah-daerah lainnya pun tak akan luput dari pembangunan bukan? Apalagi pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, sektor infrastruktur masih akan dikembangkan lebih jauh.
Dengan membeli saham perusahaan dalam negeri, Anda juga telah membantu pembangunan nasional. Selain itu, juga ada saham perbankan yang layak untuk dipertimbangkan karena perbankan mengalirkan biaya pembangunan untuk sektor infrastruktur.
Namun, untuk memilih saham infrastruktur dan perbankan, carilah emiten yang membagikan dividen secara teratur kepada investornya. Kriteria lainnya, carilah emiten yang laba bersihnya meningkat setiap kuartal dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.
LAYAK PILIH
Saham infrastruktur dan perbankan yang merupakan BUMN layak menjadi pilihan karena proyek-proyek infrastruktur yang digalakkan pemerintah biasanya akan diberikan kepada BUMN dahulu ketimbang swasta.
Ketika Anda tertarik membeli saham, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yakni, pertama , lihat dahulu apakah Anda cocok untuk berinvestasi saham?
Ingat bahwa saham termasuk instrumen investasi yang berpotensi ‘mencetak’ profit tinggi tetapi memiliki risiko tinggi pula. Sebaiknya, sebelum berinvestasi saham, Anda sudah membaca buku tentang saham. “Lebih bagus lagi jika Anda mengikuti pelatihan tentang investasi saham,” katanya.
Tak sedikit orang yang kapok berinvestasi saham karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan tidak ada bimbingan dari mentor.
Yang tak boleh dilupakan, sebelum berinvestasi saham, keuangan Anda harus sehat terlebih dahulu dan dana yang digunakan untuk investasi saham adalah dana yang idle alias bukan dana yang akan digunakan dalam waktu kurang dari dua tahun ke depan.
Pria kelahiran Tangerang, 16 Januari 1982 ini mengatakan saham cocok untuk membantu seseorang mencapai tujuan keuangan jangka menengah alias di atas tiga tahun dan jangka panjang atau lebih dari lima tahun.
Nah, sekarang tinggal bagaimana cara Anda memanfaatkan segala situasi dan kondisi yang terjadi, sebagai acuan dalam berinvestasi. Selamat memilih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel