Bisnis.com, JAKARTA -- Kalangan perusahaan pembiayaan memperkirakan keterlibatan industri dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diestimasi paling cepat Maret mendatang.
Suhartono, Presiden DirekturPT Federal International Finance (FIFGroup)menuturkan target nasabah kredit usaha rakyat (KUR) dengan segmen industri pembiayaan terutama yang fokusnya sepeda motor sangat dekat. Keduanya menyasar para pengusaha kecil. Dia meyakini pihaknya akan cepat beradaptasi untuk menjalankan bisnis baru ini.
"Kami sudah ajukan permohonan. Kami ikut, tapi belum tahu kapan pelaksanaannya [turunnya izin dari otoritas untuk mulai menyalurkan KUR]," kata Suhartono di Jakarta seperti dilansir Bisnis Indonesia, Kamis (7/1/2016).
Dia menjelaskan, jika di Januari ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan izin menjadi lembaga penyalur KUR maka perusahaan pembiayaan akan menyiapkan sejumlah komponen agar penugasan ini tidak gagal.
Suhartono menjelaskan komponen yang disiapkan meliputi penyedian sistem yang terkoneksi dengan skema KUR. Menyiapkan sumber daya manusia yang mampu dan mengerti dengan pembiayaan mikro serta menyiapkan legal dan dokumentasinya mengingat mekanismenya agak berbeda dengan bisnis fidusia yang dijalankan perusahaan.
FIFGroup kata Suhartono, pada tahap awal program ini juga terlebih dahulu menyasar nasabah yang ada di dalam database perusahaan. Tujuannya selain telah memahami calon konsumen dan pola bayarnya, internal FIF juga dapat belajar memahami mekanisme bisnisnya.
"Kami belum dapat perkirakan berapa [volume bisnisnya], karena izinnya belum terbit," katanya.
Suhartono juga menjelaskan selain menyiapkan sistem, pihaknya juga memerlukan waktu untuk menjalankan bisnis ini. Sejumlah tantangan yang memerlukan terobosan meliputi bagaimana menemukan nasabah, bagaimana melakukan mentoring atas debitur serta bagaimana pola kerjasama dengan perusahaan asuransi.
"Kami perkirakan perlu belajar dua-tiga bulan untuk uji coba dengan data konsumen yang telah ada," katanya.
Lebih lanjut, Dia mengatakan pihaknya juga akan membangun komunitas seperti yang dilakukan oleh BRI. Model komunitas ini diyakini dapat mengurangi risiko kredit bermasalah. Suhartono mengatakan selain FIF, yang saat ini mengajukan permohonan penyaluran KUR adalah Adira.
Braman Setyo, Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM mengatakan pemerintah menargetkan menyalurkan KUR sebesar Rp100 triliun - Rp120 triliun di 2016. Jumlah ini naik tiga hingga empat kali lipat dari target 2015 sebesar Rp30 triliun. Selain itu pemerintah juga meningkatkan subsidi bunga sehingga masyarakat cukup membayar bunga 9% efektif atau setara.
Braman mengatakan tingginya target penyaluran membuat lembaga penyalur perlu ditambah. Dia mengatakan selain bank, lembaga keuangan lainnya juga akan ditambah untuk menyalurkan kredit berbunga murah ini.
"Semakin banyak bank penyalur semakin merata akses pembiayaan ke usaha mikro shg berdampak meratanya penyaluran ke pelaku usaha," kata Braman.
Braman mengatakan, pada 2016 pihaknya juga akan memulai penyaluran pembiayaan KUR melalui Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB). Dia mengatakan perusahaan pembiayaan yang ditunjuk akan diputuskan awal 2016 ini.
"Kalau sukses nantinya akan dibuka lebar-lebar ke LKNB lainnya," kata Braman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel