Terdapat 1.530 Kasus Malaria di Sumsel

Bisnis.com,09 Jan 2016, 12:31 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Parasit penyebab malaria/scitechdaily.com

Kabar24.com, PALEMBANG – Jumlah kasus penyakit malaria di Sumatra Selatan tercatat mencapai 1.530 kasus sepanjang tahun 2015 terutama terjadi di Kabupaten Lahat.

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini mengatakan kasus malaria banyak ditemukan di Kabupaten Lahat.

“Kasus positif malaria yang tertinggi terdapat di Kabupaten Lahat dengan API (annual paracite incidence) sebesar 3,08 per 1000 penduduk,” katanya.

Lesty menambahkan, kasus malaria klinis di Sumsel sebanyak 26.546 kasus dengan positif malaria sebanyak 1.530 kasus. Sementara itu jika dibandingkan dengan 2014 sebanyak 2.842 kasus.

Melihat data klinis tersebut, kata dia, penyakit malaria saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Sumsel.

Saat ini, kata dia, terdapat 10 Kabupaten/kota endemis malaria di Sumsel. Sedangkan, untuk kabupaten/kota yang selama tiga tahun berturut-turut tidak terdapat penularan malaria setempat atau kasus Indigenous dan telah mendapatkan sertifikasi eliminasi malaria seperti Palembang, OKI, OI, Prabumulih, Banyuasin, Empat Lawang, dan Pagar Alam.

Penyakit malaria menular melalui nyamuk malaria, yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Penyakit ini dapat menyerang semua orang, baik laki-laki ataupun perempuan di semua umur.

“Biasa menyerang orang-orang yang tinggal atau bekerja di daerah yang banyak genangan air yang sesuai untuk berkembang biaknya. Seperti persawahan, pantai, perbukitan, pinggiran hutan, semak-semak, dan lingkungan yang tak sehat,” terang Lesty.

Dia menerangkan, nyamuk anopheles merupakan nyamuk yang cukup berbahaya. Parasit yang berada dalam darah penderita terhisap oleh nyamuk yang menggigit. Dalam tubuh nyamuk, parasit tersebut berkembang biak dan bertambah banyak.

Setelah 7-14 hari, nyamuk tersebut menggigit orang sehat. Maka, parasit ditularjan kepada orang sehat yang digigit. Di dalam tubuh orang sehat tadi, parasit akan berkembang biak, dan menyerang sel darah merah.

“Dalam waktu kurang lebih 12 hari, orang tersebut akan sakit malaria,” ungkap dia. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menghindari gigitan nyamuk.

Hal yang dapat dilakukan masyarakat adalah, tidur dengan memakai kelambu, memakai obat anti nyamuk, menjauhkan kandang ternak dari rumah. Masyarakat yang tinggal didaerah endemis malaria dapat menebarkan ikan pemakan jentik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini