Bisnis.com, JAKARTA--- Perusahaan konstruksi dan investasi milik negara, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mengincar kontrak baru senilai Rp52,3 triliun dan kontrak carry over senilai Rp33 triliun pada 2016.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Suradi memaparkan total kontrak yang diincar oleh perseroan mencapai sekitar Rp86 triliun pada 2016. Kontrak baru tersebut diharapkan paling banyak berasal dari swasta dengan porsi sekitar 63,42%, pemerintah 20,73% dan BUMN 15,85%.
Sampai Desember 2015, pencapaian kontrak baru perseroan mencapai Rp25,33 triliun atau 80,03% dari target sekitar Rp31,65 triliun. “Kalau dari proyek pemerintah 49,8%, swasta 42,5% dan BUMN 7,7%,” katanya ketika ditemui, Senin (11/1/2015).
Kontrak tersebut diperkirakan berasal dari sejumlah proyek yang diincar oleh Wijaya Karya seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa-5 dan PLTU Jawa-7, sejumlah proyek jalan tol di Jawa dan luar Jawa serta proyek luar negeri.
Pada 2016, Wijaya Karya juga mulai berencana menggarap proyek kereta berkecepatan 250-300 kilometer per jam dengan rute Jakarta-Bandung senilai US$5,5 miliar. Proyek itu diharapkan dapat dimulai pada 21 Januari 2016.
Dari kontrak tersebut, Wijaya Karya memperkirakan penjualan, termasuk penjualan kerjasama operasi (KSO), senilai Rp26,49 triliun atau meningkat sekitar 23,61% dibandingkan dengan target Rp21,43 triliun pada 2015.
Suradi mengatakan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ditargetkan senilai Rp750,15 miliar pada 2016.
Menurutnya, perusahaan tengah menghitung pencapaian kinerja seperti penjualan dan laba bersih pada 2015. “Sekarang masih dihitung, tapi kemungkinannya flat seperti tahun sebelumnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel