Tahun Baru China, Bank Indonesia Beri Rekomendasi ke TPID Kalbar

Bisnis.com,11 Jan 2016, 21:18 WIB
Penulis: Yanuarius Viodeogo
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-JIBI
Bisnis.com, PONTIANAK – Bank Indonesia memprediksi daging ayam ras dan telur ayam bakal masih penyumbang tekanan inflasi di Kalimantan Barat pada Januari 2016 dan pemerintah daerah diminta menjaga kelancaran distribusinya.
 
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan, selain kedua komoditas tersebut, penyumbang inflasi periode tersebut a.l: sayur kangkung, sawi hijau, aneka ikan laut dan udang basah.
 
“Inflasi di Kalbar pada Januari 2016 diprediksi mereda dibandingkan periode sebelumnya. Tetapi permintaan seperti daging ayam, telur dan sayur-sayuran masih tinggi, menjelang masa persiapan Tahun Baru Cina pada Februari 2015,” kata Dwi kepada Bisnis, belum lama ini.
 
Dwi menyebutkan, meredanya inflasi pada Januari 2016 karena diprediksi menurunnya harga tiket transportasi udara yang menjadi penyumbang tekanan inflasi paling tajam selama Desember 2015karena ada perayaan Natal dan Tahun Baru.
 
Oleh karena itu, menurutnya, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalbar harus mendorong pemerintah daerah untuk memperbanyak produksi pakan ternak karena menjadi pemicu kenaikan harga daging ayam.
 
“Rekomendasi kami lainnya, minta TPID fokus pada pada kelancaran distribusi pasokan bahan pangan yang strategis untuk meredam kenaikan harga komoditas ayam dan sayur-sayuran,” ucapnya.
 
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar Badar mengatakan, komoditas kelompok bahan makanan yang dominan memberikan inflasi tertinggi pada periode Desember 2015, a.l: daging ayam ras sebesar 0,25%, bawang merah sebesar 0,10%.
 
“Berikutnya, ikan gembung sebesar 0,06%, mie kering instan 0,05%, wortel 0,04%, telur ayam ras 0,04%, tomat sayur, papaya, bawang putih dan pisang sebesar 0,01%,” ucapnya.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yoseph Pencawan
Terkini