Anak yang Sibuk Belajar Berpotensi Lakukan “Bullying”

Bisnis.com,13 Jan 2016, 17:17 WIB
Penulis: Deliana Pradhita Sari
Kekerasan verbal di antara anak/richlymiddleclass.com

Bisnis.com, JAKARTA-- Anak yang berpotensi sebagai tersangka bullying tidak lain adalah anak yang memiliki tingkat kesibukan yang sangat tinggi.

Pelaku bullying tidak lain adalah anak-anak yang waktu belajarnya tidak seimbang dengan waktu bermain.

Pasalnya, anak yang terlalu sibuk dengan aktivitas akademis cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi dan tekanan yang besar. Oleh karena itu, sang anak akan melampiaskan stres dengan cara mem-bully rekannya.

 Hal itu disampaikan psikolog klinis dan hipnoterapis dari Sanatorium Dharmawangsa Liza Marielly Djaprie. Menurutnya, dewasa ini anak-anak yang duduk di Sekolah Dasar memiliki jam belajar yang tidak normal. 

Sejumlah orangtua menyekolahkan anaknya yang berumur 7-13 tahun di sekolah full day. Dengan kata lain, si anak menimba ilmu dari pukul tujuh pagi hingga empat sore.

“Belum lagi si anak ikut les pelajaran di jam pulang sekolah dan les lainnya di malam hari. Mana hak anak untuk bermain,” ujarnya di Jakarta, Rabu (13/1/2016).

Padahal, siswa SD harus memiliki jam bermain yang cukup untuk mengimbangi jam belajar yang lumayan menyita pikiran dan tenaga.

Ketika anak bermain, mereka juga otomatis belajar tentang kehidupaan sosial dan bagaimana mereka bertoleransi kepada sesama.

“Jika anak kurang memiliki waktu bermain lepas, pelampiasaanya bisa menyiksa orang lain atau melakukan tindakan bullying,” paparnya.

Pasalnya, dengan cara tersebut si pelaku merasa mendapatkan hiburan dengan “menyiksa” temannya di sekolah.

Adapun karakter anak yang berpotensi menjadi korban bullying adalah mereka yang pendiam, tidak banyak teman dan suka menyendiri.

“Karena pelaku tidak asal dalam memililih korbannya. Anak pendiam rentan jadi korban,” tutupnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini