Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. merupakan bank yang amat diuntungkan dengan program konsolidasi ATM Link Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Pasalnya lewat program ini bank dengan ticker BBTN ini bisa menghemat biaya operasional.
Direktur Utama BBTN Maryono mengatakan bahwa perseroan menargetkan penghematan biaya operasional bisa mencapai 15%.
"Lewat program ini BTN sangat diuntungkan. Kita bisa menghemat sangat besar sekali biaya operasional. Saya kira penghematannya bisa antara 10%-15%," ujarnya di Jakarta Rabu (20/1/2016).
Selain itu, jumlah ATM yang 'dimiliki' BBTN juga akan meningkat. Menurut Maryono, total ATM BBTN di seluruh Indonesia tergolong kecil dibanding bank BUMN lain.
"Jumlahnya baru sekitar 1.830 di seluruh Indonesia. Kalau dengan ATM Link bisa sampai 54.000," tambahnya.
Direktur BBTN Sis Apik Wijayanto juga mengatakan bahwa strategi bisnis BBTN tahun ini salah satunya adalah meningkatkan sinergi antar sesama bank BUMN.
"Sinergi antar bank BUMN di Himbara akan kami tingkatkan lagi. Ya salah satunya dengan ATM Link ini," katanya.
Menurut catatan Bisnis.com, konsolidasi ATM Himbara ini akan menghemat biaya pengelolaan ATM hingga Rp6,8 triliun per tahun. Sedangkan bagi pengguna ATM Himbara, konsolidasi ini akan memangkas biaya transaksi ATM sekitar Rp7,3 triliun per tahun.
Tarif transaksi transfer antarbank Himbara akan turun lebih dari 50% menjadi sekitar Rp4.000. Sedangkan untuk tarif tarik tunai di bank lain sesama anggota HIMBARA akan turun lebih dari 90% menjadi hanya sekitar Rp500.
Bank BTN sampai dengan September 2015 tercatat telah memiliki ATM sebanyak 1.830 unit. ATM BTN tersebut terkoneksi dengan lebih dari 40.000 ATM jaringan Link, MEPS, Prima, Bersama, ALTO, dan Visa.
Sementara itu, untuk kinerja perseroan BBTN per November 2015 total aset BBTN mencapai Rp167,289 triliun. Jumlah tersebut meningkat sebesar 17% (year-on-year) dari sebelumnya yang sebesar Rp142,271 triliun. Peningkatan tersebut disumbang oleh kredit dan pembiayaan serta dana pihak ketiga.
Pertumbuhan kredit naik dari Rp113,369 triliun menjadi Rp134,974 atau tumbuh 19,06% y-o-y. Begitu pula DPK yang tumbuh 18,03% y-o-y dari Rp103,099 triliun menjadi Rp121,69 triliun.
Sementara itu, laba bersih BBTN tercatat sebesar Rp1,561 triliun atau naik 60,93% y-o-y dari sebelumnya sebesar Rp970 miliar. Kenaikan tersebut diperoleh dari meningkatkan pendapatan bunga, menurunkan biaya dana (cost of fund) serta menumbuhkan pendapatan jasa (fee-based income).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel