Bisnis.com, JAKARTA - Standard Chattered Bank Indonesia meyakini adanya sinyal positif terkait likuiditas perbankan pada 2016 di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil. Selain kebijakan Bank Indonesia, tingginya belanja pemerintah pusat dan daerah di bidang infrastruktur menjadi salah satu faktor yang cukup mempengaruhi likuiditas perbankan.
Ekonom Standard Chattered Bank Indonesia, Aldian Taloputra di Jakarta, Selasa (26/1/2016) menyebut pada 2016 likuiditas perbankan akan semakin tinggi. Namun, hal tersebut akan
diiringi dengan kebijakan Bank Indonesia dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dirasa dapat membantu menjaga likuiditas perbankan.
Sudah mulai banyak yang belanja baik pusat maupun daerah. hal ini juga dipengaruhi oleh kebijakan BI terkait kebijakan moneter sehingga uang lebih cepat berputar. Selama uangnya itu bisa dibelanjakan, kebijakan monter akan lebih longgar, ujar Aldian.
Aldian menyebut, tahun ini merupakan tahun perubahan untuk beradaptasi. Hal ini ditandai dengan cukup tingginya investasi, baik dari pemerintah maupun swasta. Pemerintah hingga saat ini telah mengalokasikan biasa belanja sebesar Rp313 triliun untuk infrastruktur atau naik sekitar 8% dari periode yang sama tahun lalu.
Berbagai kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah diyakini dapat membantu meningkatkan iklim investasi bagi para investor terutama pada industri perbankan. Apapun yang dilakukan pemerintah, efeknya pada likuiditas perbankan.
Ada ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter, tapi tidak hanya mengatakan bunga Efeknya sama untuk menambah likuiditas di bisnis bank, ujar Aldian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel