Bisnis.com, JAKARTA -- HSBC Indonesia optimistis bisnis wealth management di Indonesia masih bisa tumbuh lebih tinggi lagi karena potensinya yang masih besar. Perseroan pun yakin pertumbuhan produk wealth management bisa positif pada tahun ini.
Steven Suryana, Kepala Wealth Management HSBC Indonesia, mengatakan masyarakat Indonesia saat ini masih menyimpan uangnya pada instrumen tabungan dan deposito.
"Kira-kira sekitar 80% - 90% berada di instrumen itu. Berbanding terbalik seperti di Eropa yang sudah membagi porsi 50 : 50 antara portofolio tabungan dengan investasi," ujarnya dalam acara HSBC Kampanye #Startsekarang pada Kamis (28/1).
Dengan data itu, maka bisa dilihat potensi pertumbuhan produk wealth management sangat besar. Teranyar, perseroan baru meluncurkan produk unit link baru untuk proteksi dengan nama Care Invest Plus pada awal bulan ini.
Selain Unit link, produk Wealth Management perseroan juga mencakup reksadana, surat utang, dan berbagai produk perbankan lainnya.
Sementara itu, perbedaan kondisi antara 2015 dengan 2016 juga menjadi salah satu indikator yang membuat optimistis pada tahun ini.
Steven menjelaskan pada 2015 pasar sangat optimistis, tetapi ternyata di semester II/2015 banyak tantangan untuk ekonomi. Berbeda dengan awal tahun ini, ekspektasi pasar sangat rendah dan pasar masih bervolatilitas tinggi.
"Saya yakin pada semester II/2016, perekonomian Indonesia bisa lebih baik," ujarnya.
Di sisi lain, perkembangan produk wealth management dinilai masih membutuhkan edukasi lebih lanjut.
Pasalnya, pengetahuan masyarakat Idnonesia secara keseluruhan terhadap produk itu masih belum tersebar luas sehingga masih memilih instrumen konservatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel