Tiga Penyebab Terjebak Konsumerisme

Bisnis.com,03 Feb 2016, 17:19 WIB
Penulis: Eka Chandra Septarini
Ilustrasi/Usseek

Bisnis.com, JAKARTA -- Siapa yang tidak ingin hidup sejahtera dengan kondisi finansial yang cukup? Namun tentunya hal tersebut harus diimbangi dengan pola hidup yang sesuai dengan kemampuan agar tidak terjadi besar pasak dari pada tiang.

Perencana Keuangan, Prita Ghozie menyebutkan setidaknya ada tiga faktor yang menganggu stabilitas financial individu.

1. Tidak bisa bedakan tabungan, simpanan, dan investasi.
Hasil riset ZAP Finance pada 2013 menyebutkan 50% orang tidak bisa membedakan antara tabungan, simpanan, dan investasi. Sebagai seorang perencana keuangan, menurut Prita simpanan adalah dana yang disimpan untuk dipergunakan dalam jangka waktu dekat atau lebih pada keperluan sehari-hari. Sementara itu, tabungan merupakan simpanan yang ditujukan untuk kepentingan dalam jangka panjang. Sementara investasi adalah menyisihkan dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

"Jika tidak pintar menyisihkan pemasukan untuk simpanan dan tabungan, maka kita cenderung lebih konsumtif, membeli barang yang sebetulnya tidak kita butuhkan," ujar Prita

2. Hobi Ngutang

Berhutang banyak dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai simpanan ataupun tabungan. Hal tersebut dilakukan terutama pada saat keadaan darurat sementara tidak ada dana cadangan yang dimiliki. Sebanyak 18% orang berutang lantaran ingin memenuhi gaya hidup.

3. Gaya Hidup Tinggi

Sebanyak 32% responden ZAP Finance mengaku memiliki gaya hidup yang tinggi. Gengsi dengan beragam fashion dan gadget terbaru membuat orang kalap dan ingin terus menerus mengikuti. Namun, hal tersebut belum tentu diimbangi dengan pendapatan yang memadai.

"Uang sedikit pasti cukup untuk biaya hidup, uang banyak tidak akan cukup untuk gaya hidup. Itulah motto yang selalu saya tanamkan," ujar Prita.

Prita lantas memberikan kiat pembagian dana yang dimiliki agar tidak terjebak dalam konsumerisme yang berlebihan.

5% zakat
10% dana darurat dan asuransi
60% biaya hidup
15% investasi
10% gaya hidup

"Gaya hidup masuk dalam perencanaan finansial. Hanya saja memang harus diperhatikan jumlahnya," papar Prita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini