Pembangunan PLTU Mulut Tambang di Sumsel Masih Terkendala

Bisnis.com,04 Feb 2016, 18:04 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Batu bara/JIBI-Alby Albahi

Bisnis.com, PALEMBANG - Pembangunan PLTU mulut tambang di Sumatra Selatan masih terkendala beberapa persoalan mulai dari penentuan harga batu bara hingga lokasi tambang.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Sumsel, Robert Heri, mengatakan hingga saat ini harga batubara untuk PLTU mulut tambang belum ditentukan pemerintah pusat.

"Kita mesti menyamakan [harga] dahulu, sekarang belum ditentukan sehingga harganya seenaknya saja," katanya, Kamis (4/2/2016).

Menurut Robert saat ini harga batu bara kalori rendah berkisar US$20 per ton sementara untuk kalori tinggi sekitar US$45--US$50 per ton.

Dia mengemukakan belum adanya penentuan harga itu bisa merugikan semua pihak, termasuk pemerintah daerah. "Pemerintah daerah juga rugi karena menyangkut besaran royalti yang diterima," katanya.

Robert menambahkan kendala lain dalam pembangunan PLTU mulut tambang menyangkut lokasi tambang yang masih berjauhan dengan pembangkit.

Dia mengemukakan ada beberapa proyek yang lokasinya tidak berada di satu wilayah, seperti di Kota Baturaja yang mana gardu induknya berada di kota itu namun tambangnya berada di Muara Enim.

"Sehingga harus bangun transmisi puluhan meter lagi, ini yang mau kami koordinasikan sehingga konsepnya bangun tambang di GI itu sendiri," jelasnya.

Sementara itu Kepala Bidang Kelistrikan Distamben Sumsel, Marwan Saragih, mengatakan masalah lokasi itu terjadi pada saat lelang proyek.

"GI-nya ada di Baturaja, tetapi pada saat lelang yang menang bukan tambang di sekitar wilayah tersebut tetapi yang berada di Kabupaten Muara Enim. Maunya jangan numpuk di Muara Enim," ujarnya.

Pemerintah, ujar Saragih, menginginkan proyek PLTU mulut tambang itu berada di satu lokasi, mulai dari tambangnya hingga pembangkit listrik.

Sumsel merupakan salah satu provinsi yang banyak memiliki proyek PLTU mulut tambang secara nasional. Dia mengatakan saat ini terdapat sejumlah PLTU mulut tambang yang beroperasi, seperti PLTU Banjarsari dan PLTU Simpang Belimbing.

Sementara itu, proyek yang masih dalam proses, seperti PLTU Sumsel 1, Sumbagsel 1, Sumsel 5, Sumsel 8, Sumsel 9 dan Sumsel 10.

Pembangunan proyek PLTU tersebut menggunakan skema independent power producer (IPP) atau menggandeng pihak swasta selaku investor.

Pemerintah mencatat proyek PLTU mulut tambang di Sumsel itu akan menghasilkan daya sebanyak 5.000 megawatt untuk sistem ketenagalistrikan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini