Laju Konsumsi Rumah Tangga 2015 Terendah dalam 4 Tahun Terakhir

Bisnis.com,06 Feb 2016, 01:20 WIB
Penulis: Fauzul Muna
Bahan pangan di pasar tradisional untuk konsumsi rumah tangga/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,96% pada pendapatan domestik bruto (PDB) 2015 merupakan terendah sejak 2012.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV/2015 mencapai 5,04%. Angka tersebut di atas ekspektasi survei Bisnis terhadap 10 lembaga ekonomi yang menghasilkan konsensus 4,84%.

Pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2015 merupakan yang tertinggi dibandingkan tiga kuartal sebelumnya. Rincian pertumbuhan ekonomi kuartal I/2015 sebesar 4,73%, kuartal II/2015 4,66%, kuartal III/2015 4,74%.

Kendati ada perbaikan di kuartal terakhir, ekonomi Indonesia sepanjang 2015 tetap mengalami perlambatan dibandingkan 2014 dari 5,02% menjadi 4,79%. Pertumbuhan itu diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku Rp11.540,8 triliun dan PDB per kapita Rp45,2 juta atau US$3.371,1.

Kepala BPS Suryamin mengatakan pengeluaran belanja pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi (5,38%) diikuti komponen PMTB (5,07%), dan komponen pengeluaran rumah tangga (4,96%). Sementara komponen lain mengalami kontraksi.

Sektor pengeluaran rumah tangga masih menjadi pendorong terbesar pertumbuhan ekonomi 2015 dengan persentase 55,92%, disusul komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 33,19% dan komponen ekspor barang dan jasa 21,09%. “PMTB meningkat sebagai dampak pembangunan infastruktur yang dijalankan pemerintah,” ungkapnya di Jakarta, Jumat (5/2/2016).

Tren pertumbuhan ekonomi yang bergantung pada sektor konsumsi rumah tangga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya 2012 (54,56%), 2013 (55,82%), dan 2014 (56,07%). Namun, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada 2015 hanya 4,96% yang merupakan terendah sejak 2012. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada 2011 sebesar 4,7%, 2012 sebesar 5,28%, 2013 sebesar 5,28%, dan pada 2014 sebesar 5,14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini