Bisnis.com, SEMARANG—Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi jumlah simpanan tahun ini meningkat 8% hingga 10% yang didasari perbaikan makro ekonomi domestik dan mancanegara.
Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho menerangkan total simpanan tahun lalu bertumbuh kendati persentase lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu terjadi, katanya, lantaran pengaruh kondisi ekonomi global yang turut berimbas pada perlambatan ekonomi Indonesia.
“Tahun lalu, investor menahan diri untuk merealisasikan proyek. Untuk tahun ini, kondisi ekonomi akan membaik. Makanya, kami optimis jumlah simpanan naik antara 8% hingga 10%,” terang Samsu kepada Bisnis, Selasa (9/2/2016).
Menurutnya, membaiknya kondisi perekonomian karena sudah ada kejelasan perihal suku bunga acuan Federal Reserve AS yang naik pada akhir 2015. Disamping itu kebijakan pemerintah yang telah melakukan prefunding terhadap aktivitas fiskal di tahun 2016 juga diperkirakan akan menjaga likuiditas perekonomian.
“Belanja pemerintah untuk proyek infrastruktur dan proyek pembangunan lainnya akan terealisasi tahun ini. Makanya, uang yang beredar lebih banyak," ujarnya.
Samsu menyatakan pertumbuhan nilai simpanan juga bakal diiringi peningkatan jumlah rekening sepanjang 2016.
Dia tidak menampik, peningkatan nilai simpanan dan jumlah rekening karena sosialisasi yang dilakukan secara terus menerus kepada civitas akademika dan semua lapisan masyarakat melalui program CSR LPS.
LPS baru saja melakukan penetapan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan dalam rupiah dan valas di bank umum serta untuk simpanan dalam rupiah di Bank Perkreditan Rakyat, dimana tingkat bunga penjaminan ditetapkan tidak mengalami perubahan dan berlaku efektif mulai 15 Januari 2016 sampai dengan 14 Mei 2016.
Adapun rinciannya, posisi tingkat suku bunga penjaminan LPS untuk bank umum adalah 7,5%, valas 1,25%, dan BPR sebesar 10%.
Saat disinggung penurunan LPS rate ditengah rencana penurunan bunga bank umum, Samsu menyatakan akan melihat perkembangan pada pertengahan bulan ini.
"Tunggu suka bunga bank pada 13-15 Februari. Konsentrasi kita lebih ke coverage penjaminan. Jangan sampai suku bunga yang ditetapkan membuat coverage-nya kurang dari 90%" ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel