Kurang dari 2 Bulan, Ratusan Pengungsi Meninggal dalam Perjalanan Menuju Eropa

Bisnis.com,10 Feb 2016, 07:14 WIB
Penulis: Dewi Aminatuz Zuhriyah
Ilustrasi-para pengungsi Suriah di atas kapal karet menuju Yunani/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Lebih dari 400 orang meninggal dalam penyeberangan di laut Mediterania.

Dilansir dari Al Jazeera, International Organization for Migration (IOM) menyatakan, setidaknya dalam waktu kurang dari dua bulan 409 orang pengungsi telah meninggal, sebagaimana pendatang pengungsi melonjak sepuluh kali lipat menjadi lebih dari 75.000 jiwa.

IOM melaporkan pada Selasa (9/2/2016) bahwa jumlah kedatangan melampaui 76.000, dan jumlah kematian melonjak menjadi 409 jiwa  pada rute Mediterania, dibandingkan dengan enam minggu pertama di tahun 2015 yang hanya berjumlah 69 jiwa.

"Rata-rata harian hampir 2.000 kedatangan hampir 10 kali rata-rata harian tahun lalu," kata IOM dalam sebuah pernyataan.

"IOM mengharapkan Yunani untuk bisa menerima pengungsi sepersejuta sejak awal 2015 dalam beberapa bulan depan."

Lebih dari 1,1 juta orang melarikan diri dari kemiskinan, perang dan penindasan di Timur Tengah, Asia dan Afrika mencapai pantai Eropa tahun lalu, sebagian besar dari mereka menuju Jerman.

Menurut United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) – sebuah badan milik PBB yang menangani pengungsi--  menyatakan sekitar setengah dari pengungsi merupakan korban perang di Suriah.

IOM melaporkan bahwa 70.365 jiwa migran dan pengungsi telah tiba melalui laut di Yunani sejauh tahun ini, dan 5898 jiwa di Italia.

IOM menambahkan, 319 jiwa meninggal saat melintasi Mediterania timur dari Turki ke Yunani dan 90 jiwa di rute tengah antara Afrika Utara dan Italia.

Joel Millman, seorang juru bicara IOM, mengatakan bahwa organisasi tidak mengharapkan jumlah kedatangan migran dan pengungsi di Eropa jatuh di masa mendatang.

Kurang lebih 33 jiwa pengungsi tenggelam di laut lepas Aegean, Turki pada Senin kemarin (8/2/2016) saat mencoba untuk mencapai pulau Yunani Lesbos.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhina Wulandari
Terkini