Investasi Eksplorasi dan Pertambangan AS Anjlok 35%

Bisnis.com,11 Feb 2016, 02:10 WIB
Penulis: Lukas Hendra TM
Ilustrasi. Pengurangan minyak perusahaan ini dapat terus memberikan tekanan ke bawah pada pengeluaran investasi di sektor energi AS di ranah global./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Investasi pertambangan dna eksplorasi Amerika Serikat anjlok 35% pada 2015. Penurunan ini merupakan koreksi terbesar kedua sejak Biro Analisis Ekonomi (U.S. Bureau of Economic Analysis/BEA) mulai merilis laporan pada 1948.

Badan Administrasi Informasi Energi AS (US Energy Information Administration/EIA) mengungkapkan sebagian besar investasi eksplorasi dan pertambangan mencerminkan eksplorasi dan pengembangan minyak bumi, tetapi kategori juga termasuk gas alam, batu bara, dan mineral lainnya.

Investasi eksplorasi dan pertambangan turun dari US$135 miliar pada 2014 menjadi US$87,7 miliar pada 2015. Investasi swasta di sektor ini memang kecil, tetapi tumbuh 4% pada 2015 menjadi US$2,7 miliar.

“Namun, rendahnya harga komoditas menjadi faktor penting dalam keputusan investasi perusahaan AS,” tulis laporan EIA yang dikutip Bisnis.com, Rabu (10/2/2016).

Sementara itu produk domestik bruto (PDB) tumbuh 2,4% pada 2015. Investasi swasta domestik bruto memberikan kontribusi 0,8% terhadap pertumbuhan PDB pada tahun lalu.

Investasi eksplorasi dan pertambangan sebagai bagian dari total investasi swasta menurun dari 5,2% pada 2014 menjadi kisaran 3% pada 2015. EIA mengungkapkan rendahnya harga minyak tetap menjadi faktor utama dalam keputusan perusahaan untuk eksplorasi dan produksi minyak dengan mengurangi belanja modal.

“Laporan laba kuartal keempat dari perusahaan minyak AS mengindikasikan rencana untuk mengurangi belanja modal untuk menyeimbangkan belanja dengan arus kas yang lebih rendah sampai harga minyak mentah meningkat cukup untuk melakukan investasi ekonomi. Pengurangan minyak perusahaan ini dapat terus memberikan tekanan ke bawah pada pengeluaran investasi di sektor energi AS di ranah global.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini