Harapan Petani Kelapa agar Bisnis Kopra Moncer

Bisnis.com,11 Feb 2016, 17:21 WIB
Penulis: David Eka Issetiabudi
Kelapa/Istimewa

Bisnis.com, MANADO - Petani kelapa di Sulawesi Utara (Sulut) mendesak pemerintah mendukung upaya rehabilitasi perkebunan, guna meningkatkan hasil panen dan kualitas produk.

Data Asosiasi Petani Kelapa Sulut (Apeksu) menyebut, penyusutan hasil panen mencapai 40% dari total 270.000 ton kopra per tahun pada kurun waktu 1995 – 2000.

“Kalau tidak diantisipasi dengan rehabilitasi dikhawatirkan banyak pabrik minyak kelapa akan gulung tikar. Karena kekurangan pasokan bahan baku,” tutur Ketua Apeksu George Umpel, Rabu (10/2/2016).

George mengungkapkan, saat ini pasokan kelapa untuk membuat minyak kelapa harus didatangkan dari wilayah lain di Tanah Air.

Tidak hanya bicara mengenai kuantitas hasil panen, kualitas produk juga dirasa semakin menurun.

Saat ini, dengan teknologi tradisional, petani kelapa hanya mampu memproduksi kopra hitam (kualitas rendah), dan hanya sedikit yang mampu memproduksi kopra putih.

Kinerja ekspor lemak dan minyak hewan/nabati pada Januari - Desember 2015 mencapai U$$646,05 juta atau berkontribusi 80,01% dari total ekspor Sulut mencapai US$1.104,8 juta.

Kinerja ekspor produk dengan golongan barang (HS 15) ini, menyusut dari tahun sebelumnya senilai US$767,04 juta.

“Kinerjanya memang terus menurun, sepertinya akan terus seperti itu,” katanya.

Apeksu mengharapkan pendampingan pemerintah terkait teknologi pengasapan kopra bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk ditingkatkan.

Menanggapi bantuan peralatan yang dibutuhkan pelaku usaha kopra, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Darwin Muksin masih melakukan pendataan terkait pemberian bantuan peralatan.

“Tentu saja ada bantuan, tetapi memang masih akan dikembangkan. Mengenai targetnya kami belum dapat menyampaikan, karena masih kemungkinan terus meningkat,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini