Ungkapkan Tanda Kasih dengan Hiasan Scrap Book

Bisnis.com,12 Feb 2016, 10:25 WIB
Penulis: Ardhanareswari AHP
Scrapbook/wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA-Momen spesial hampir selalu mendatangkan peluang. Pasalnya orang ingin momen tersebut diabadikan dengan apik. Meski sektor ini boleh dibilang sudah lawas, alih-alih meredup aneka pernik bermunculan bahkan menghasilkan omzet ratusan juta per bulan.

Pernik-pernik cantik untuk merayakan saat-saat spesial kian bervariasi baik dari segi bahan dan model, mulai dari kertas, kanvas, hingga talenan yang digunakan sebagai medium lukisan, foto, bahkan rangkaian kata. Kebanyakan kreasi tangan tersebut diberikan sebagai kado untuk menandai momen spesial tertentu.

Heidy Pravitasari adalah salah satu pengusaha yang melakoni bisnis ini. Dia dan sang suami memulainya dari keinginan pribadi mengabadikan momen kelahiran sang anak. Untuk merekam saat istimewa itu, dia lantas membuat biodata anaknya dari bahan baku kertas lengkap dengan hiasan dan bingkai cantik.

"Pas ada teman main ke rumah, pada pesan dan minta dibuatkan, ternyata banyak yang mau. Saya enggak menyangka awalnya," kata Heidy yang memulai bisnis tersebut pada 2013.

Kini, hanya dalam kurun sekitar dua tahun bisnis Heidy yang dikembangkan di bawahbrand Tatomi tersebut berkembang pesat dan memproduksi beragam jenis kerajinan tangan beraneka rupa, termasuk modifikasi mahar pernikahan.

Perkembangan bisnisnya tercermin dari nilai omzet yang perlahan tapi pasti terus bertumbuh.Bahkan, Heidy mengungkapkan saat permintaan mencapai puncaknya omzet dagangannya dalam sebulan bisa mencapai Rp100 juta.

Dia pun meyakini potensi usaha di bidang ini masih terbuka lebar. "Untuk usaha saya misalnya, bayi akan terus lahir dan orang juga terus menikah, jadi masih sangat potensial," tuturnya.

Peluang serupa juga disadari oleh Lisiani Sjamsudin. Sama seperti Heidy, Lisiani juga melakoni bisnis pernik unik. Namun agak berbeda dari Heidy, dia memilih menekuni bisnis berbasis paper cut. Dia mengandalkan keterampilan gunting-menggunting kertas di bawah bendera Little Craft.

Aneka scrap book atau lembaran scrap book berbingkai menjadi produk unggulan Little Craft. Dia menilai selain kebutuhan mengabadikan momen, barang serta pernik-pernik buatan tangan atau handmade kini semakin dicari.

"Potensi masih ada, karena kalau kita lihat orang-orang mulai menghargai barang handmade," tuturnya. Dia menambahkan kekuatan barang buatan tangan juga ada pada karakternya yang custom sehingga setiap pelanggan bisa memesan sesuai dengan keinginannya.

Barang handmade dan custom memiliki nilai tambah dibandingkan dengan barang hasil produksi massal. Jumlahnya yang sedikit pun membuat produk jenis ini menjadi lebih ekslusif.

Jika Heidy dan Lisiani bergelut dengan kertas, Novita Kartika Pambudi dan Ayyik Lutfiana memilih bahan baku yang sedikit tak lazim, yakni talenan. Perkakas dapur itu dijadikan sebagai alas lukis.

Di bawah bendera Crafternity keduanya melayani permintaan lukisan untuk momen tertentu seperti wisuda dan ulang tahun."Konsumen saat ini mencari barang yang unik dan baru. Ini tergantung kreativitas kita," ucap Novita.

Keduanya terhitung baru terjun di bisnis ini, yakni sekitar delapan bulan lalu. Namun, Novita mengaku cukup terkejut dengan animo konsumen terhadap produk kreasinya yang dijual dengan nama Crafternity. Bahkan, saking kewalahan memenuhi permintaan pernah suatu ketika mereka menutup layanan pre order untuk sementara waktu.

Soal pemasaran, para pebisnis ini sepakat bahwa jalur online atau daring masih menjadi kontributor terbesar dalam penjualan mereka sekaligus sarana yang paling efektif serta efisien. Mereka memajang hasil karya serta berinteraksi dengan konsumen melalui media sosial, terutama Instagram.

//Minim Modal dan Sampingan//

Layaknya usaha lain, modal menjadi salah satu komponen utama saat mengawali sebuah bisnis. Banyak orang khawatir keterbatasan modal akan menghambat upayanya merintis bisnis.Namun Heidy mengatakan, usaha ini tak membutuhkan banyak modal. Terlebih, sistem pre order atau PO membuat usaha tersebut nyaris tanpa modal karena konsumen akan membayar terlebih dahulu di muka.

Usaha di sektor kerajinan tangan ini juga cocok bagi yang berminat tetapi tetap ingin memiliki pekerjaan tetap di tempat lain. "Sampai sekarang saya masih kerja kantoran, jadi seperti double job," ujar Lisiani.

Senada, Novita dan Ayyik pun menjalani usaha talenan lukisnya sebagai usaha sampingan. Pasalnya, keduanya masih tercatat sebagai mahasiswi. Mereka membuka PO pada hari kerja dan mengerjakan pesanan tersebut pada akhir pekan saat tak ada kuliah.

Terbukti, beragam pernik ini masih punya pasar yang luas kendati gempuran produk pabrikan massal tak berhenti. Persaingan yang kian sengit ini nyatanya juga memunculkan kreasi-kreasi baru yang tak terpikirkan sebelumnya. Pada akhirnya perpaduan antara kreativitas dan pemasaran yang apik akan melahirkan bisnis pernik dengan omzet ciamik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini