Ini Emiten yang Terdampak Paket Kebijakan Ekonomi X

Bisnis.com,16 Feb 2016, 06:15 WIB
Penulis: Sukirno
Kian longgarnya investor asing di Indonesia akan berdampak kepada sejumlah emiten/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Paket kebijakan ekonomi X yang dirilis pemerintah diproyeksi bakal berdampak jangka panjang bagi sejumlah emiten, terutama revisi daftar negatif investasi, terutama kian longgarnya investor asing di Indonesia.

Dari lantai bursa, rilis pelonggaran kepemilikan asing di sejumlah sektor usaha itu langsung mendapatkan reaksi. Paket kebijakan X yang dirilis pada Kamis (11/2/2016) siang itu langsung mendapat respons dari investor publik di PT Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Indofarma (Persero) Tbk. dengan kode INAF meroket tajam hingga 15,94% pasca-rilis paket teranyar itu. Kepemilikan asing di dalam industri bahan baku obat dibuka 100% dari sebelumnya 85%.

Sebaliknya, saham sesama emiten pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dengan kode GIAA justru ambrol 4,07% sehari setelah rilis paket kebijakan tersebut. Padahal, pemerintah memperlonggar kepemilikan asing dalam jasa penunjang angkutan udara dari 49% menjadi 67%.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai dampak paket kebijakan ekonomi jilid X yang dirilis pemerintah dalam jangka pendek terjadi pada emiten berkapitalisasi pasar besar. Dampak besar justru akan terkena pada emiten properti pemilik recurring income dari pusat perbelanjaan.

"Ada sentimen ke emiten farmasi tetapi bukan langsung, karena industri farmasi dasar itu enggak gampang. Dampaknya akan lebih ke jangka menengah," katanya saat berbincang dengan Bisnis.com, Senin (15/2/2016).

Dia mengatakan pembukaan keran investasi asing di sejumlah sektor itu tentu bakal meningkatkan capital inflow. Namun, investor tidak akan langsung membenamkan investasi di sektor-sektor tersebut seketika.

Secara terpisah, Analis PT Asanusa Aset Management Akuntino Mandhany, mengatakan paket kebijakan X seharusnya dapat membuat investor asing masuk ke Indonesia dalam jangka panjang. Namun, paket kebijakan itu belum tentu membuat investor asing tergiur dalam jangka pendek.

"Karena kondisi ekonomi global belum begitu baik, sekarang player global bingung mencari pengganti China sebagai sumber growth," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini