Keberadaan Perusahaan RI & BUMN Perlu Ditambah di Vietnam

Bisnis.com,16 Feb 2016, 18:53 WIB
Penulis: Newswire
Pabrik pemintalan sutra di provinsi Ha Nam, pinggiran kota Hanoi, Vietnam/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Indonesia termasuk BUMN diminta hadir secara fisik di Vietnam untuk memperkuat kehadiran ekonomi Indonesia di kawasan Asia Tenggara.

"Dengan menjadikan Vietnam sebagai 'base' perusahaan-perusahaan Indonesia untuk kawasan Asia Tenggara, kita berpeluang mendapatkan pasar dari 92 juta penduduk Vietnam, sekaligus pasar dari negara-negara sekitarnya," ujar mantan Duta Besar LBBP RI untuk Republik Sosialis Vietnam Mayerfas dalam forum "debriefing" di Kementerian Luar Negeri, Selasa n(16/2/2016).

Praktik usaha Indonesia di Vietnam sudah berhasil dilakukan oleh PT Semen Indonesia yang mengembangkan industri dengan membeli pabrik semen di negara tersebut pada 2013.

Dengan mengoperasikan pusat industri di Vietnam, PT Semen Indonesia mampu memenuhi kebutuhan semen dalam negeri yang sebelumnya harus dipenuhi dengan impor hampir 2 juta ton per tahun.

Selain itu, perusahaan tersebut juga memperoleh pasar dari Laos, Kamboja, serta negara ketiga seperti Sri Lanka, Bangladesh, dan beberapa negara Afrika.

"Maka kami ingin mendorong BUMN lain agar hadir secara fisik di Vietnam agar ekonomi Indonesia kuat secara regional dan mampu menguasai pasar Asia Tenggara," tutur Mayerfas.

Mantan Wakil Dubes RI untuk China itu memaparkan bahwa saat ini hanya terdapat 20-30 perusahaan Indonesia yang beroperasi penuh di Vietnam.

Dengan berbagai potensi keunggulan dalam negeri di antaranya ketersediaan lahan dan upah tenaga kerja yang relatih murah, Vietnam memiliki nilai perdagangan luar negeri yang sangat tinggi mencapai US$328 miliar pada 2015 yang 60% di antaranya merupakan investasi asing.

Dikalahkan oleh Korea Selatan, Malaysia, dan Jepang, Indonesia menempati urutan ke-29 sebagai negara investor di Vietnam.

Nilai perdagangan Indonesia-Vietnam pada 2015 mencapai US$5,3 miliar, sedangkan target perdagangan dan investasi yang ditetapkan untuk 2018 sebesar US$10 miliar.

"Tapi kami optimistis bahwa target (tahun 2018) tersebut akan terlampaui kemungkinan hingga 12 miliar dolar AS," kata Mayerfas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini