Ringgit Pimpin Kejatuhan Mata Uang Asia Pasifik

Bisnis.com,17 Feb 2016, 20:29 WIB
Penulis: Hafiyyan

Bisnis.com, KUALA LUMPUR--Ringgit Malaysia turun terdalam sejak September 2015 serta memimpin penurunan mata uang di pasar negara berkembang dan Asia Pasifik.

Sean Yokota, Head of Asia Strategy Skandinaviska Enskilda Banken AB di Singapura menuturkan, pelemahan ringgit terjadi akibat tekanan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik. Selain itu, sebagai negara eksportir minyak, Negeri Jiran terhimpit sentimen harga emas hitam yang cenderung negatif.

"Ada penurunan harga minyak yang turut menekan ringgit. Tapi kita tidak bisa menutup mata pada penguatan ekonomi AS sehingga menopang pertumbuhan dolar," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/2).

Pada perdagangan hari ini (17/2) ringgit terdepresiasi 1,65% atau 0,0687 poin menjadi 4,223 per dolar AS. Di posisi kedua terendah, won Korea anjlok 0,86% atau 10,45 poin menjadi 1.226,98 per dolar AS.

Sementara itu, rupiah melemah tajam 112 poin atau 0,84% per dolar AS menuju Rp13.507 per dolar AS. Penurunan terjadi di tengah spekulasi Bank Indonesia bakal meningkatkan stimulus untuk membantu mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

Di saat ringgit melemah, harga minyak kelapa sawit atau CPO di bursa Malaysia untuk kontrak Mei 2016 naik 25 poin menjadi 2.613 ringgit Malaysia per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini