Mercedes-Benz Ciptakan Mobil Canggih Tanpa Andalkan Robot

Bisnis.com,26 Feb 2016, 13:20 WIB
Penulis: Yusran Yunus
Mercedes-Benz S-Class

Bisnis.com, JAKARTA - Pabrikan mobil mewah, Mercedes-Benz, menghadirkan sedan mewah Mercedes-Benz S-Class dengan menawarkan sejumlah pilihan seperti trim serat karbon, cupholder yang dapat dipanaskan dan didinginkan serta empat jenis penutup untuk katup ban.

Tentu saja, hal tersebut tidak dapat dilakukan jika pekerjanya adalah robot.

Kustomisasi sesuai pesanan menjadi kunci bagi Mercedes-Benz untuk menarik minat para konsumennya melalui fleksibilitas dan ketangkasan para pekerja 'manusia' dalam perakitan setiap model yang diproduksi.

Upaya memberdayakan 'mesin' untuk melakukan tugas produksi telah menjadi tren sejak salah seorang pekerja legendaris AS yang bekerja sebagai pembuat jalur kereta api, John Henry, meninggal saat bekerja satu abad silam.

"Robot tidak dapat melakukan pekerjaan dalam hal individualisasi dan banyak variasi yang kami tawarkan saat ini," ungkap Kepala Produksi Mercedes-Benz, Markus Schaefer, Jumat (26/2/2016).

"Kami menghemat uang dan menjaga masa depan usaha kami dengan mempekerjakan lebih banyak tenaga manusia," tambahnya.

Pabrik Sindelfingen, yang merupakan pabrik terbesar milik Mercedes Benz, adalah tempat yang tidak melihat manfaat dari sebuah otomatisasi.

Pabrik ini telah memproduksi model mobil mewah seperti GT Sportscar dan sedan S-Class Maybach. Proses produksi yang rumit dari 1.500 ton baja setiap harinya dan menghasilkan lebih dari 400 ribu unit setiap tahunnya telah dilakukan di pabrik tersebut.

Tentu efisiensi produksi menjadi hal penting bagi setiap pabrik otomotif, namun permintaan individual mendesak perubahan metode manufaktur otomotif dalam memproduksi mobil. Kini yang dibutuhkan adalah fleksibilitas.

Meski robot sangat andal dan dapat melakukan tugas yang telah ditetapkan berulang kali, mereka tidak pandai beradaptasi. Padahal selalu ada permintaan fitur-fitur tambahan yang terus bertambah setiap peluncuran model terbaru.

"Permintaan khusus tersebut terlalu banyak untuk ditangani para mesin tersebut," jelas Schaefer yang telah mendesak untuk mengurangi jam yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah mobil menjadi 30 jam dari 61 jam di tahun 2005 silam.

"Mereka (robot) tidak dapat melakukan dengan seluruhan pilihan yang berbeda tersebut dan tidak dapat mengimbangi perubahan yang ada."

Dengan memfokuskan pada tenaga kerja terampil, Mercedes dapat menggeser waktu produksi di akhir pekan daripada menghabiskan hari kerja untuk memprogram ulang robot dan mengubah pola perakitan karena saat melakukan hal tersebut, produksi akan terhenti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini