Beras Hazton, Bulog Kalbar Minta Harga Jual Ikuti Ketetapan Pemerintah

Bisnis.com,02 Mar 2016, 18:45 WIB
Penulis: Yanuarius Viodeogo
Ilustrasi/JIBI
Bisnis.com, PONTIANAK - Perum Bulog Drive membuka kesempatan terhadap beras hazton masuk ke dalam penyaluran jenis medium untuk masyarakat Kalimantan Barat asal mau mengikuti ketetapan harga pemerintah.
 
Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divre Kalbar Dedi Aprilyadi mengatakan, pihaknya masih menjajaki kesepakatan dengan petani yang memproduksi padi Hazton.
 
"Kalau kami lihat padi Hazton masuk medium tapi harus ikut harga ketetapan pemerintah menurut Instruksi Presiden (Inpres) No. 5/2015 untuk medium sebesar Rp7.300, tapi petani masih mau jual Rp8.000-Rp9.000," kata Dedi kepada Bisnis, Selasa (1/3/2016).
 
Menurutnya, peluang beras Hazton bisa sebagai stok Bulog karena selain termasuk  dalam jenis beras medium juga mampu menghasilkan panen yang banyak yakni, 10 ton dalam luasan 1 hektare.
 
"Tipe beras medium memiliki kadar air 14%, butir patah 20% dan menir sebanyak 2%. Selama ini beras medium yang kami ambil berasal dari mitra kerja, gabungan kelompok tani, dan satuan kerja yang ditunjuk pemerintah."
 
Kemungkinan peluang lain untuk mengambil beras Hazton, kata dia, saat harga gabah rendah jelang panen raya untuk mencukupi stok beras medium yang masih diambil dari luar Kalbar.
 
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengutarakan, ada 14 demplot di 7 kabupaten yang mengembangkan padi Hazton dengan luas lahan terbesar di Kubu Raya sebesar 160 ha.
 
"Di semua demplot terjadi peningkatan produktivitas minimal dua kali lipat dari awalnya rerata 3 ton per ha sekarang sudah mencapai rerata 8 hingga 10 ton per ha."
 
Selain itu, menurutnya, dengan teknologi Hazton tanaman menjadi relatif tahan hama terutama keong mas, pekerjaan lebih ringan.
 
Tidak perlu melakukan penyiangan dan penyulaman, kualitas gabah tinggi atau beras pecah berkurang dan umur panen menjadi lebih singkat.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yoseph Pencawan
Terkini