Mafia Beras Susahkan Rakyat, Bakal Dihabisi, Ini Janji Pemerintah

Bisnis.com,02 Mar 2016, 10:45 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri)./Bisnis-Oktaviano DB Hana

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan dirinya akan "menghabisi" sejumlah pihak mafia yang selama ini selalu membuat kekisruhan distribusi beras sehingga menyusahkan masyarakat.

"Saya akan buat mata rantai distribusi beras menjadi sependek mungkin tanpa harus melalui apa yang selama kita sebut 'middle men' atau pedagang perantara," kata Amran kepada pers, di Yogyakarta, Rabu (2/3/2016).

Mentan Amran melakukan safari ke sejumlah kota seperti Cilacap, Baturaden, Purwokerto, Kebumen, Purworejo, serta Yogyakarta untuk meninjau panen beras dan dialog dengan petani.

Dia mengatakan keberadaan mafia tersebut selama ini sangat merugikan negara, karena mereka sengaja menyimpan beras saat harga rendah tapi begitu mengetahui harga tinggi maka dilepas ke pasar.

Namun, saat ini, katanya, pada saat panen raya terjadi di mana-mana dan harga turun, para spekulan tersebut kebingungan untuk simpan beras. "Para spekulan menilai saat ini adalah masa paceklik tapi ternyata sekarang justru panen raya sehingga beras petani melimpah di pasaran," kata Amran.

Mentan menilai para spekulan tidak memiliki niat baik dalam membantu ketersediaan stok pangan tapi justru mengambil keuntungan di saat beras langka di pasaran.

Dia mengatakan, para pedagang saat ini alami kerugian besar mengingat pemerintah sudah merubah sistem tanam padi sehingga panen akan berlangsung terus-menerus.

Sistem tersebut, katanya, adalah dengan meniadakan lahan tidur. Artinya begitu sawah selesai panen, petani diharuskan untuk menanam lagi sehingga panen akan berkesinambungan.

"Kita saat ini sudah swasembada pangan dan tak membutuhkan beras impor lagi," kata mentan.

Dengan terus tersedianya beras lokal di pasaran, diharapkan mafia beras tak lagi bisa memainkan harga yang pada akhirnya mekanisme pasar akan terbentuk dengan sehat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini